PlayStation, Xbox, dan Valve Diminta Larang Game Six Days in Fallujah
![]() |
| Logo PlayStation. [AFP/Charly Triballeau] |
Suara Kalbar – Sebuah game berjudul Six Days in Fallujah yang dirilis pada Februari, mendapat kecaman baru karena game kontroversial tersebut memiliki layar pertempuran paling berdarah di Perang Irak.
Karena itu, organisasi advokasi Muslim terkemuka meminta PlayStation, Xbox, dan Valve untuk melarang video game tersebut.
Council on American-Islamic Relations (CAIR), sebuah badan amal hak-hak sipil Muslim terbesar di Amerika Serikat , mengeluarkan seruan dalam siaran pers.
CAIR menyebut game tersebut sebagai “simulator pembunuhan Arab”.
Dalam pernyataannya, CAIR juga mengatakan
permainan tersebut hanya akan menormalkan kekerasan terhadap Muslim di
Amerika Serikat dan seluruh dunia.
“Industri game harus berhenti merendahkan Muslim.
Video game seperti Six Days in Fallujah hanya berfungsi untuk
mengagungkan kekerasan yang merenggut nyawa ratusan warga sipil Irak,
membenarkan perang Irak, dan memperkuat sentimen anti-Muslim,” kata
Huzaifa Shahbaz, juru bicara CAIR.
![Six Days in Fallujah. [Sixdays]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/04/13/64219-six-days-in-fallujah.jpg)
Dilansir dari Eurogamer,
Selasa (13/4/2021), Six Days in Fallujah sempat ditinggalkan oleh
penerbit Konami selama 11 tahun karena mendapat kritikan bahwa game
tersebut tidak pantas.
Namun, game tersebut muncul kembali pada Februari 2021 di bawah pengembang Highware Games dan penerbit Victure.
Game tersebut menampilkan tentara Amerika Serikat pada pertempuran sengit 2004 yang menewaskan lebih dari 800 warga sipil Irak.
Puluhan tentara Amerika Serikat dan Inggris juga terbunuh saat mereka membersihkan pemberontak Irak dari Kota Fallujah.
Sumber : Suara.com
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





