Psikolog: Stres Muncul Saat Tekanan Tak Seimbang dengan Daya Tahan Diri
Jakarta (Suara Kalbar)- Psikolog Sani B. Hermawan menyampaikan bahwa stres bisa terjadi ketika orang menghadapi tekanan tetapi tidak punya cukup daya untuk mengatasinya.
Lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu mengatakan, stres bisa memicu perubahan emosi dan respons tubuh.
“Makanya kadang-kadang kalau kita stres tuh ada perilaku (respons tubuh) yang muncul, misalnya, diri kita kagetan, kadang banyak bengong, kadang jadi sensitif,” katanya ketika dihubungi ANTARA dari Jakarta pada Senin.
“Kita secara emosional jadi mudah marah, atau secara perilaku misalnya jadi enggak bisa tidur, terus secara fisik juga badan juga jadi kayaknya lemas terus, itu kan gejala stres,” ia menambahkan.
Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani itu menyarankan orang yang mengalami gejala stres melakukan upaya-upaya untuk meredakan stres, menenangkan diri.
Menurut dia, sementara waktu menjauhkan diri dari media sosial bisa membantu mengurangi kecemasan akibat paparan informasi yang dirasa membebani.
Sani mengatakan bahwa melakukan relaksasi, menekuni hobi, dan beramal juga bisa membantu menenangkan diri.
“Regulasi emosi, kita juga harus tarik napas dalam, mendekatkan diri pada Tuhan untuk ketenangan, mencari orang-orang yang bisa dipercaya atau yang cukup bisa membesarkan hati untuk bisa keluar dari trauma bencana, misalnya,” katanya.
Sani menekankan pentingnya mengenali tanda-tanda masalah dalam diri, menerima kondisi, dan berupaya mencari cara untuk mengatasinya.
“Jadi akhirnya kita harus tahu apa yang kita miliki, apa yang kita punya sumber-sumber dalam mengatasi stres tersebut, dan kita melakukan tadi, kegiatan rutin, olahraga, hobi, kegiatan yang bermanfaat,” katanya.
“Kalau emang butuh, harus kita ke psikolog juga untuk memastikan apakah tingkat stres kita perlu medikasi atau tidak,” ia menambahkan.
Mereka yang membutuhkan dukungan untuk mengatasi stres bisa memanfaatkan layanan konsultasi psikologi gratis dan saluran-saluran yang menayangkan siaran tentang upaya pemulihan mental.
“Kalau ke layanan psikologi terlalu berat atau terlalu jauh atau mahal, makanya mungkin sulit. Tapi, kalau kita ambil konsultasi gratis, misalnya, atau tadi melihat tayangan-tayangan yang temanya recovery mental dari bencana misalnya, itu banyak sekali,” Sani menjelaskan.
Sumber: ANTARA
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





