SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Lifestyle WHO Ungkap Penyebab Utama Stunting di Indonesia dan Cara Mencegahnya

WHO Ungkap Penyebab Utama Stunting di Indonesia dan Cara Mencegahnya

lustrasi anak-anak. (Freepik/Jcomp)

Jakarta (Suara Kalbar)- Setiap orang tua tentu ingin melihat anaknya tumbuh sehat, kuat, dan cerdas. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan kasus anak stunting masih menjadi masalah serius di Indonesia.

Stunting merupakan kondisi ketika pertumbuhan tinggi badan anak terhambat sehingga tidak sesuai dengan standar usianya. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2024 mencatat sekitar 19,8 persen anak Indonesia mengalami stunting.

Masalah ini tidak hanya memengaruhi postur tubuh, tetapi juga perkembangan otak, kekebalan tubuh, hingga kesehatan jangka panjang.

Sering kali, penyebab stunting berasal dari kebiasaan sehari-hari yang terlihat sepele. Padahal, faktor-faktor tersebut memiliki dampak besar terhadap tumbuh kembang anak.

Memahami penyebab dan risiko stunting menjadi langkah awal bagi orang tua untuk mencegah kondisi ini dan memastikan anak tumbuh optimal, seperti berikut ini yang dikutip dari World Health Organization (WHO), Selasa (25/11/2025).

Penyebab dan Risiko Anak Stunting

1. Pengetahuan orang tua tentang gizi anak masih terbatas

Asupan nutrisi sejak dalam kandungan berperan penting dalam menentukan kualitas pertumbuhan anak. Pada masa 1.000 hari pertama kehidupan, bayi membutuhkan nutrisi lengkap yang dimulai dari pemenuhan gizi ibu hamil, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, hingga MPASI yang sesuai kebutuhan.

Kurangnya pemahaman orangtua mengenai makanan sehat sering membuat kebutuhan nutrisi anak tidak tercukupi. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya anak stunting.

Selain itu, ketidaktahuan mengenai bahaya konsumsi alkohol pada masa kehamilan juga dapat menyebabkan sindrom alkohol janin, yang berdampak buruk pada pertumbuhan fisik dan perkembangan otak bayi sejak lahir.

2. Infeksi berulang yang tidak ditangani dengan baik

Infeksi berulang, terutama pada bayi dan balita, membuat tubuh membutuhkan energi lebih besar untuk proses penyembuhan. Jika kebutuhan energi tersebut tidak diimbangi dengan nutrisi yang cukup, anak berisiko mengalami kekurangan gizi dan akhirnya mengalami stunting.

Masalah ini sering muncul akibat kurangnya pengetahuan orangtua dalam menyiapkan makanan yang aman, bersih, dan bergizi sesuai usia anak.

3. Sanitasi yang buruk dan kurangnya akses air bersih

Sanitasi yang tidak memadai masih menjadi tantangan di sebagian wilayah Indonesia. Penggunaan air yang kurang bersih, fasilitas toilet yang tidak layak, serta kebersihan lingkungan yang buruk dapat menyebabkan diare atau infeksi cacing.

Penyakit-penyakit tersebut membuat tubuh anak sulit menyerap nutrisi, sehingga risiko anak stunting meningkat.

4. Terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan

Pada sejumlah daerah, keterbatasan fasilitas kesehatan menyebabkan orangtua kesulitan mendapatkan pemeriksaan rutin dan edukasi tentang gizi anak.

Padahal, tenaga kesehatan berperan penting dalam memberikan informasi nutrisi, memantau tumbuh kembang anak, serta mendeteksi masalah gizi sejak dini agar bisa ditangani sebelum menjadi lebih serius.

Dampak Stunting pada Kesehatan Anak

Anak stunting mungkin terlihat memiliki proporsi tubuh normal, tetapi tinggi badannya umumnya lebih pendek dibandingkan anak seusianya.

Dampak stunting tidak hanya berhenti pada pertumbuhan fisik, tetapi juga memengaruhi perkembangan otak, sistem metabolisme, dan kapasitas fisik anak. Dalam jangka panjang, stunting dapat menyebabkan:

  • Tingkat kecerdasan di bawah rata-rata sehingga memengaruhi prestasi belajar .
  • Sistem kekebalan tubuh lebih lemah sehingga mudah terserang infeksi .
  • Risiko lebih tinggi mengalami penyakit tidak menular saat dewasa, seperti diabetes, penyakit jantung, strok, hingga kanker.

Tip Mencegah Stunting pada Anak

Karena dampaknya bersifat jangka panjang, pencegahan stunting perlu dilakukan sedini mungkin. Beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua, antara lain:

  • Perhatikan asupan gizi ibu saat hamil dan menyusui

Pastikan ibu mendapat makanan kaya gizi selama kehamilan dan masa menyusui. Asupan nutrisi yang baik berperan penting dalam pertumbuhan janin dan bayi.

  • Berikan nutrisi tepat untuk anak

Berikan ASI eksklusif selama enam bulan dan lanjutkan dengan MPASI yang berkualitas, seimbang, dan sesuai usia anak agar kebutuhan nutrisinya terpenuhi.

  • Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan

Periksakan kehamilan secara teratur dan pantau pertumbuhan anak ke fasilitas kesehatan. Pemeriksaan rutin membantu mengenali masalah gizi sejak dini.

  • Terapkan pola hidup bersih dan sehat

Ajarkan anak mencuci tangan sebelum makan, menjaga kebersihan lingkungan rumah, serta memastikan air dan makanan yang dikonsumsi dalam kondisi higienis. Kebiasaan ini membantu mencegah infeksi yang dapat menghambat penyerapan nutrisi.

Mencegah anak stunting membutuhkan perhatian pada hal-hal yang sering dianggap remeh. Pemahaman tentang gizi, kebersihan lingkungan, akses layanan kesehatan, serta pola asuh yang tepat sejak dini merupakan kunci dalam mencegah stunting.

Langkah-langkah sederhana, seperti menyediakan makanan bergizi, menjaga sanitasi, dan memantau tumbuh kembang anak dapat membantu menekan risiko stunting sekaligus memastikan anak tumbuh sehat dan berkembang secara optimal.

Sumber: Beritasatu.com

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan