SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Nasional Danantara Pangkas Investasi ke Garuda, Ini Alasannya

Danantara Pangkas Investasi ke Garuda, Ini Alasannya

Kepala Badan Pengaturan (BP) BUMN sekaligus COO BPI Danantara Dony Oskaria. (Beritasatu.com/Akmalal Hamdhi)

Jakarta (Suara Kalbar)- Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) mengungkap alasan pemangkasan nilai suntikan modal kepada Garuda Indonesia (GIAA).

Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria mengatakan, perubahan nilai investasi bukan semata soal nominal, melainkan hasil evaluasi menyeluruh terhadap kebutuhan riil maskapai pelat merah tersebut dalam fase pemulihan.

Rencana penyertaan modal dari Danantara mengalami revisi signifikan. Berdasarkan prospektus terbaru, komitmen investasi yang awalnya dipatok sebesar US$ 1,8 miliar kini dikoreksi menjadi US$ 1,4 miliar atau setara Rp 23,67 triliun.

“Tentu saja yang pertama berkaitan dengan jumlah. Kita tidak melihat semata-mata angkanya, tetapi bagaimana proses komprehensif dari turnaround dan konsumsi kebutuhan Garuda Indonesia,” ujar Dony pada Jumat (14/11/2025).

Menurut dia, angka yang diputuskan saat ini merupakan kebutuhan yang paling realistis berdasarkan analisis Danantara.

“Maka kita melakukan penambahan modal dan produksinya bisa berubah. Ini yang kita lakukan karena memang berdasarkan kepada analisis yang saya sampaikan,” katanya.

Sebelumnya, Garuda Indonesia memperoleh persetujuan pemegang saham untuk mengeksekusi penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) senilai Rp 23,67 triliun dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), Rabu (12/11/2025).

Suntikan modal tersebut akan disalurkan PT Danantara Asset Management melalui kombinasi setoran tunai sebesar Rp 17,02 triliun dan konversi utang pemegang saham sebesar Rp 6,65 triliun.

Dari total dana Rp 23,67 triliun, sekitar Rp 8,7 triliun atau 37% dialokasikan untuk kebutuhan modal kerja Garuda Indonesia, termasuk pemeliharaan dan perawatan armada. Sisanya, Rp 14,9 triliun atau 63%, ditujukan untuk menopang operasional Citilink Indonesia.

Dari porsi tersebut, Rp 11,2 triliun akan digunakan untuk modal kerja, sedangkan Rp 3,7 triliun dialokasikan untuk melunasi kewajiban pembelian avtur kepada Pertamina untuk periode 2019-2021.

Penambahan modal ini dilakukan melalui penerbitan 315,6 M saham seri D dengan harga pelaksanaan Rp 75 per lembar sesuai keputusan RUPSLB.

Sumber: Beritasatu.com

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan