Warisi Kebun Sejak 1963, Petani Sajad Raup Omzet Puluhan Juta dari Rambutan
Sambas (Suara Kalbar) – Di tengah perubahan musim yang tak menentu, Bulyan Munzir (62), warga Dusun Tengguli, Desa Sajad, Kabupaten Sambas, tetap setia mengelola kebun rambutan yang telah diwariskan oleh orang tuanya sejak tahun 1963. Pria paruh baya ini mengaku sudah melanjutkan usaha keluarga tersebut sejak dirinya mulai berkeluarga, Rabu (12/11/2025).
“Berkebun ini sudah dari dulu, meneruskan kebun orang tua. Tahun ini lumayan hasilnya, meskipun tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Bulyan.
Ia menjelaskan kebun rambutan miliknya memiliki luas sekitar 650 meter x 40 meter, dengan ratusan batang rambutan yang sebagian besar kini tengah berbuah. Namun, ia menyebut hasil panen tahun ini menurun akibat faktor alam, seperti musim panas dan hujan yang tidak menentu.
“Kalau sudah banjir, harga rambutan bisa turun. Sekarang ini sebelum banjir, harga di kebun masih sekitar Rp10 ribu per ikat, beratnya dua kilogram,” jelasnya.
Ia mengatakan untuk menuju kebun, Ia harus menempuh perjalanan sekitar dua kilometer melalui jalur air menggunakan perahu. Meski begitu, ia tetap bersyukur karena sebagian besar pohonnya berbuah.
“Alhamdulillah, berbuah semua, tapi tidak sebanyak biasanya,” ujarnya.
Menurutnya, perawatan pohon rambutan tidak terlalu sulit. Namun, hama tetap menjadi tantangan tersendiri, terutama serangan tupai, keluang, kerak, dan ulat daun yang kini mulai banyak.
“Cukup ditebas saja. Menanam rambutan itu paling mudah,” kata Bulyan.
Pada masa panen raya tahun lalu, Bulyan mengaku bisa mengisi hingga 30 mobil pikap. Pembeli datang dari berbagai daerah, mulai dari Tebas, Pontianak, hingga membawa rambutan tersebut ke Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
“Kalau belum banjir, omzet bisa tembus 20 sampai 30 juta,” jelasnya.
Ia mengaku hingga saat ini belum pernah mendapat perhatian atau bantuan dari pemerintah daerah.
Ia berharap ke depan pemerintah dapat meninjau dan memperhatikan kondisi petani rambutan di wilayahnya.
“Selama ini tidak ada perhatian dari pemerintah, hanya kami sendiri yang pandai-pandai mengelola kebun,” keluhnya.
Penulis: Serawati
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now




