SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Kayong Utara PT DIB Dampingi Nelayan Pelapis Wujudkan Kemandirian Ekonomi Pesisir

PT DIB Dampingi Nelayan Pelapis Wujudkan Kemandirian Ekonomi Pesisir

Kolam Budidaya yang dikembangkan oleh PT. DIB untuk nelayan Desa Pelapis.[HO-Istimewa]

Kayong Utara (Suara Kalbar) — Bagi nelayan di Desa Pelapis, laut adalah halaman depan rumah, tempat cerita kehidupan dimulai dan berakhir. Setiap kali angin barat berhembus, tanda musim ikan teri tiba, aktivitas di desa ini langsung bergeliat. Perahu berangkat pagi, dan anak-anak menanti ayah mereka pulang membawa hasil tangkapan. Namun, begitu musim angin barat berakhir, kesibukan itu perlahan meredup — meninggalkan sunyi dan kekhawatiran yang sudah jadi bagian dari siklus hidup nelayan pesisir.

Secara ilmiah, ketersediaan ikan di laut sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, arus, tingkat salinitas, serta kelimpahan klorofil yang mempengaruhi pertumbuhan plankton—sumber makanan alami ikan. Dengan kondisi laut yang dinamis tersebut, upaya diversifikasi ekonomi pesisir menjadi semakin penting.

Sebagai alternatif pendapatan tambahan pada saat tidak musim ikan, sejak dua bulan lalu, PT DIB mulai membangun empat unit kolam budidaya di Desa Pelapis yang tersebar di tiga dusun (Kelawar, Jaya, dan Raya).

Setiap dusun akan memiliki dua unit kolam, dengan target total pembangunan mencapai enam unit kolam budidaya. Sebanyak 38 nelayan dari ketiga dusun tersebut telah mengikuti pelatihan budidaya aquaponik, yaitu sistem yang menggabungkan pemeliharaan ikan dengan penanaman tanaman dalam satu siklus air. Para peserta diajarkan teknik dasar pembesaran ikan air tawar, pemeliharaan kualitas air, hingga manajemen pakan.

Tenaga Ahli perikanan, Didin Komarudin, mengatakan sebelumnya para nelayan masih ragu karena budidaya membutuhkan waktu lebih lama dibanding menangkap ikan di laut.

“Namun banyak juga yang mulai tertarik karena melihat potensi tambahan penghasilan,” ujar Pria yang juga merupakan Dosen Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB).

Tak hanya para lelaki yang belajar beradaptasi. Di rumah-rumah panggung yang berjajar di tepi pantai, para istri nelayan juga ikut berperan. Melalui pelatihan pengolahan hasil perikanan, mereka diajarkan membuat olahan seperti bakso dan nugget ikan produk yang bisa dijual kapan saja, tak lagi bergantung pada musim tangkap.

Program ini menjadi bagian dari komitmen PT DIB untuk membantu masyarakat pesisir beradaptasi dengan perubahan alam dan ekonomi. Melalui pendekatan yang partisipatif dan berbasis ilmu, DIB berupaya menciptakan kemandirian ekonomi baru di luar laut.

“Sebagai perusahaan yang beroperasi dekat dengan masyarakat nelayan, kami ingin tumbuh bersama mereka,” ujar Seno Ario Wibowo, External Relation Manager PT DIB.

“Kami paham bahwa kondisi alam dapat menyebabkan hasil tangkapan laut tidak selalu maksimal, tapi masyarakat pesisir selalu punya semangat untuk beradaptasi. Kami hanya membantu membuka jalan baru agar mereka tetap bisa hidup sejahtera tanpa harus meninggalkan laut sepenuhnya,”ungkapnya.

Selama Agustus hingga September 2025, total 258 warga pesisir telah menerima manfaat dari berbagai program pelatihan yang dijalankan DIB — mulai dari pelatihan optimalisasi alat tangkap, budidaya aquaponik, hingga pengolahan ikan oleh istri nelayan.

Kini, Desa Pelapis perlahan belajar menemukan keseimbangan antara laut dan darat. Di sela suara ombak, terdengar riuh anak-anak bermain di sekitar kolam ikan — seolah memberi tanda, bahwa di balik setiap perubahan, selalu ada harapan yang tumbuh.

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan