SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Opini Perdagangan Bayi di Indonesia: Luka Kemanusiaan dan Panggilan Moral Umat Islam

Perdagangan Bayi di Indonesia: Luka Kemanusiaan dan Panggilan Moral Umat Islam

Fakhurrazi Al Kadrie

Oleh: Fakhurrazi Al Kadrie S.HI, MP.d

 “Barang siapa yang tidak menyayangi manusia, maka ia tidak akan disayangi oleh Allah.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Suara tangis bayi yang semestinya menjadi pertanda kehidupan baru, kini justru menggema sebagai irama duka kemanusiaan. Di balik layar rumah sakit, tempat penitipan anak, dan media sosial, sindikat perdagangan bayi di Indonesia semakin menunjukkan wajah kelamnya. Kasus terbaru yang terbongkar oleh Polda Jawa Barat hanyalah puncak gunung es dari praktik biadab yang telah lama merongrong martabat bangsa dan nilai-nilai agama.

Apakah kita masih bisa menyebut diri sebagai masyarakat beradab jika bayi makhluk paling suci dan tak berdosa diperdagangkan layaknya komoditas?

Baru-baru ini, kepolisian berhasil membongkar jaringan sindikat perdagangan bayi lintas daerah bahkan lintas negara. Modusnya beragam: mulai dari pencatutan nama yayasan sosial, pemalsuan akta kelahiran, hingga penggunaan media sosial untuk “mempromosikan” bayi-bayi malang tersebut.

Di antara mereka, ada yang dijual karena alasan ekonomi, ada yang ditinggalkan karena hamil di luar nikah, dan tak sedikit pula yang direkrut secara paksa. Harga satu bayi bisa mencapai belasan hingga puluhan juta rupiah semua atas nama keuntungan. Bayi-bayi ini tak tahu bahwa mereka dijual, dibeli, dipisahkan dari rahim kasih ibu mereka, dan diseret ke dalam sistem yang kotor.

Lebih dari sekadar pelanggaran hukum, ini adalah penghinaan terhadap nilai-nilai luhur kemanusiaan.

Dalam Islam, anak adalah amanah, bukan komoditas. Allah Swt. menegaskan dalam Al-Qur’an:

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan juga kepada kamu…”

(QS. Al-Isra’: 31)

Ayat ini turun dalam konteks praktik jahiliyah yang membunuh anak karena kemiskinan. Maka, apakah menjual bayi demi uang tidak sama kejamnya dengan membunuh secara perlahan hak hidup dan martabat mereka?

Islam memuliakan kehidupan manusia sejak dalam kandungan. Rasulullah Saw. bersabda:

“Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Orang tua, masyarakat, dan negara semua punya tanggung jawab melindungi bayi dari kejahatan sistemik seperti perdagangan manusia.

Persoalan perdagangan bayi tidak bisa dilepaskan dari beberapa akar struktural:

  1. Kemiskinan struktural yang memaksa orang tua “menjual” bayi mereka.
  2. Rendahnya pendidikan keagamaan dan moralitas di kalangan masyarakat.
  3. Kurangnya pengawasan dari lembaga negara dan lemahnya penegakan hukum.
  4. Minimnya peran aktif tokoh agama dan penyuluh dalam mendeteksi serta mengadvokasi kasus-kasus ini di lapangan.

Semua faktor ini menunjukkan bahwa masalah ini bukan sekadar tindak kriminal, melainkan juga krisis nilai.

Dalam menghadapi fenomena ini, umat Islam harus mengambil peran aktif:

  1. Penyuluh agama harus menjadi garda terdepan dalam mendidik masyarakat tentang nilai suci kehidupan, keluarga, dan hak anak.
  2. Masjid dan majelis taklim harus menjadi ruang advokasi sosial yang peka terhadap kasus kekerasan dan eksploitasi anak.

3.Negara wajib hadir secara tegas dan sistemik. Perdagangan bayi bukan hanya perlu dihukum, tapi dicegah lewat kebijakan perlindungan anak dan keadilan sosial.

Perdagangan bayi bukan hanya masalah sosial. Ia adalah dosa kolektif kita sebagai bangsa dan umat. Ketika satu bayi dijual, maka satu titik nurani kita sebagai manusia sedang mati. Dan jika kita diam, maka kita ikut membunuhnya.

Mari jadikan tangisan bayi-bayi tak berdosa itu sebagai panggilan untuk menyelamatkan masa depan, menegakkan martabat manusia, dan menghidupkan kembali nilai Islam rahmatan lil ‘alamin.

*Penulis adalah Penyuluh Agama Islam Kota Pontianak 

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan