SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Bisnis Harga CPO Terkerek Lagi, Terpengaruh Proyeksi GAPKI

Harga CPO Terkerek Lagi, Terpengaruh Proyeksi GAPKI

Kelapa sawit – CPO

Jakarta (Suara Kalbar) – Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) ditutup terkerek lagi pada Jumat (20/6/2025). Kenaikan itu ditopang proyeksi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) produksi CPO Indonesia berpotensi turun.

Berdasarkan data BMD pada penutupan Jumat (20/6/2025), kontrak berjangka CPO untuk Juli 2025 turun 7 Ringgit Malaysia menjadi 4.071 Ringgit Malaysia per ton. Untuk kontrak berjangka CPO Agustus 2025 naik 8 Ringgit Malaysia menjadi 4.107 Ringgit Malaysia per ton.

Sementara itu, kontrak berjangka CPO September 2025 naik 14 Ringgit Malaysia di 4.118 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Oktober 2025 meningkat 16 Ringgit Malaysia di 4.115 Ringgit Malaysia per ton.

Sedangkan kontrak berjangka CPO November 2025 menguat 19 Ringgit Malaysia menjadi 4.118 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Desember terkerek 18 Ringgit Malaysia menjadi 4.126 Ringgit Malaysia per ton.

Research and Development ICDX Girta Yoga mengatakan, harga CPO hari ini terpantau bergerak pada tren bullish. Sentimen utamanya datang dari proyeksi terbaru GAPKI yang memperkirakan produksi CPO Indonesia berpotensi turun hingga 1,5 juta ton pada tahun ini, di tengah pertumbuhan konsumsi domestik yang mencapai 7,4% per tahun.

“Kondisi ini berdampak pada pengurangan pasokan CPO Indonesia ke pasar global. Selain itu, permintaan CPO sendiri secara global berada pada tren positif, yang dilihat dari rilisnya data ekspor CPO Malaysia periode 1-15 Juni yang naik sebesar 26,3%,” ungkap Yoga, Jumat (21/6/2025).

Konflik Israel dan Iran

Tidak hanya itu, lanjut Yoga, memanasnya konflik Israel dan Iran secara tidak langsung mempengaruhi kenaikan harga CPO. Hal itu karena tren harga minyak mentah yang terus meningkat seiring dengan menguatnya sinyal eskalasi konflik Israel – Iran.

“Hal itu memicu ekspektasi akan mendorong kenaikan permintaan minyak nabati terutama minyak kedelai untuk bahan baku biofuel, maupun CPO untuk bahan baku biodiesel,” jelas Yoga.

Yoga menjelaskan, harga CPO bergerak pada rentang resistance di 4.250 Ringgit Malaysia per ton, dan support 4.050 Ringgit Malaysia per ton.

Menurut Yoga, selama sepekan harga CPO bergerak menguat sebesar 1,25%. Sepanjang bulan Juni, harga CPO tercatat mengalami peningkatan sebesar 6,86%. “Dilihat secara ytd, harga CPO bergerak bearish atau melemah sekitar 6,75%,” papar Yoga.

Sumber: Investor.id

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan