Cerita Napiter Terlibat ISIS, ajak Generasi Muda Kubu Raya perangi Radikalisme
Kubu Raya (Suara Kalbar) – Ancaman radikalisme meski tidak secara langsung namun harus selalu diwaspadai keberadaanya agar tidak merusak pola pikir masyarakat khususnya generasi muda di Kubu Raya
Menyadari hal tersebut BEM UNU Kalbar menggelar diskusi bersama sejumlah pihak dan organisasi kepemudaan di Kubu Raya, Kepala Badan Kesbangpol Kubu Raya Amini Maros mengatakan ada beberapa faktor terjadinya radikalisme di antaranya memiliki pemikiran yang sempit, faktor ekonomi, faktor keluarga dan faktor politik pemerintah pembangunan yang ada.
“Solusi untuk mahasiswa dalam menghadapi radikalisme yaitu meningkatkan aktivitas individu dan mengikuti diklat, workshop, seminar dan kegiatan keagamaan,” kata Amini Maros Kamis (27/02/2025)
Dirinya menjelaskan jika Kesbangpol siap memediasi kegiatan-kegiatan yang kreatif baik di kalangan organisasi pemuda dan mahasiswa yang ada di Kab. Kubu Raya sehingga kedepannya bisa lebih terarah dan positif dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat.
“Kita yakin paham Radikalisme tidak akan terjadi jika kita mempunyai kesibukan yang positif dimana di Kab. Kubu Raya saat ini terdapat 202 ormas kita berharap ormas yang ada dapat memberi kontribusi positif bagi kemajuan masyarakat wilayah Kabupaten Kubu Raya,” jelasnya
Sementara itu Plh. Rektor Universitas Nahdatul Ulama Kalbar, Drs.H. Jipridin Menuturkan
Pondasi ajaran agama yaitu islam berada diantara militan dan Toleransi selain itu ada 4 esensi pondasi ajaran islam yaitu ketuhanan, syariah, akhlaqul karimah dan muamalah.
“Kelompok radikalisme ada 2 yakni nasionalisme dan agama dari dua kelompok tersebut mempunyai tujuan yang sama yakni menciptakan suatu kegiatan radikalisme dimasyarakat. Maka untuk mengantisipasi masuknya paham Radikalisme bagi para pemuda dapat melibatkan diri dalam kegiatan sosial yang positif, beberapa prinsip menurut KH. Ma’ruf amin yaitu kreatif, transformatif, dan inovatif, dimana hal ini dapat mencegah masuknya paham Radikalisme dikalangan anak muda,” jelasnya.
Ditempat yang sama Eks Napiter Kubu Raya Salim berbagi cerita jika Perjalanan hidupnya penuh lika-liku, dan saya ingin menunjukkan bahwa jalan menuju kebenaran tidak selalu mulus.
“Saya pernah terjerumus ke dalam dunia radikalisme. Awalnya, saya terpengaruh oleh propaganda di media sosial yang mengagung-agungkan konsep hijrah total dan mengafirkan pemerintah yang tidak menerapkan hukum Allah. Saya mengartikan hijrah sebagai perubahan total yang menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan,” paparnya
Dirinya melanjutkan jika bergabung dengan kelompok HTI di media sosial. Namun, ia merasa gerakan mereka tidak cukup radikal dan akhirnya beralih ke ISIS. Di ISIS, ia semakin terbius oleh ajaran sesat yang menghasut kebencian dan kekerasan. Saya meyakini bahwa pemerintah kafir dan halal untuk berperang melawannya. Ia bahkan merencanakan aksi teror seperti perampokan bank di Jawa Timur.
“ Namun, sebelum aksi itu terjadi, saya ditangkap oleh Densus 88. Masa-masa di penjara menjadi titik balik dalam hidup saya. Saya banyak membaca buku dan belajar dan mulai menyadari kesalahan pemahaman yang selama ini menjerat saya,” imbuhnya
Salim menekankan beberapa poin penting yang mungkin bisa menjadi pelajaran bagi generasi muda yakni Waspadai Propaganda di Media Sosial: Jangan mudah terpengaruh oleh informasi dan ajakan yang provokatif. Telitilah setiap informasi dan carilah sumber yang kredibel. Tanyakan Motif dan Tujuan: Ketika bertemu dengan orang-orang atau kelompok baru, Selalu buka hati dan pikiran terhadap ajaran Islam yang benar. Baca Al-Quran dan pelajari Islam dari ulama yang terpercaya.
Penulis: Yati S
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





