SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Mempawah Anak Autis Menghilang di Mempawah, Basarnas Sudah Tiba di Kampung Benteng

Anak Autis Menghilang di Mempawah, Basarnas Sudah Tiba di Kampung Benteng

Mobil peralatan Tim Basarnas dan warga Kampung Benteng yang masih berada di luar rumah bersiap melakukan pencarian Bima, anak autis yang menghilang sejak pagi tadi, Selasa (29/12/2020) malam. SUARAKALBAR.CO.ID/Ist

Mempawah (Suara Kalbar)-Upaya pencarian terhadap Bima Arung
Diokza, 13 tahun, anak autis yang menghilang sejak pagi hari di Kampung
Benteng, Kelurahan Terusan, Mempawah Hilir, hingga malam ini terus berlanjut.

Bahkan Tim Basarnas Pontianak beserta Potensi SAR telah tiba
di Kampung Benteng untuk membantu melakukan pencarian.

Tim Basarnas tiba sekitar pukul 17.30 WIB tadi sore, lengkap
dengan peralatan dan saat ini sedang menunggu air laut pasang untuk upaya
pencarian di laut.

Miftahul Ahyar, Dantim Basarnas, kepada suarakalbar.co.id,
mengatakan, pihaknya mengerahkan lima personel, ditambah potensi SAR.

“Kami sedang menunggu air laut pasang. Anggota tim dan
peralatan sudah siap. Insya Allah, jika memungkinkan, malam ini kami langsung
melakukan pencarian,” ungkapnya ramah.

Atas kepergian Bima ini, warga Desa Pasir, Kampung Mengkacak
dan para warga Mempawah lainnya tampak stand by di Kampung Benteng.

Mereka menyatakan siap mem-back up Basarnas, petugas kepolisian
dan TNI, untuk mencari keberadaan Bima.

“Untuk sementara, kami tetap stand by. Karena hari sudah
terlalu malam untuk melakukan pencarian di kawasan hutan bakau dan pesisir
pantai. Tapi kapanpun diperlukan, kami siap turun lagi,” ujar Ismail, warga
Kampung Benteng, seraya membawa senter sebagai persiapan turun lagi.

Seperti diberitakan, Warga Jalan M. Thaha RT. 26/RW.03,
Kampung Benteng, Kelurahan Terusan, Kecamatan Mempawah Hilir, dihebohkan dengan
menghilangnya seorang anak laki-laki penderita autis, Selasa (29/12/2020) pagi.

Nama anak tersebut adalah Bima Arung Diokza yang akrab
disapa Firman, usia 13 tahun. Hingga berita ini diturunkan, pukul 22.05 WIB
malam ini, sosok Bima belum berhasil ditemukan.

Kedua orangtua Bima, yakni Darma, 49 tahun, dan Mila, 44
tahun, mengatakan, peristiwa hilangnya Bima baru diketahui sekitar pukul 05.00
WIB. Ketika itu, Darma yang sejak subuh turun dari rumah untuk bekerja di
pecetakan batako, pulang ke rumah.

Rencananya, Darma hendak membawa istrinya, Mila, ke
Puskesmas Mempawah Hilir, untuk berobat. Namun ketika tiba di rumah, pintu
depan masih terkunci.

“Lalu saya masuk lewat pintu belakang untuk membangunkan
istri saya. Ternyata pintu belakang sudah terbuka. Saya dan istri kaget
ternyata anak saya Bima telah tidak ada di kamar,” ungkap Darma dengan nada
pilu.

Niat untuk berobat pun dibatalkan. Darma dan Mila kemudian
berupaya mencari anaknya Bima ke sekeliling kampung. Termasuk di rumah adik
Mila, yang berjarak 100 meter dari rumah mereka. Biasanya, Bima bermain di
situ.

“Namun adik saya mengaku tak ada melihat Bima. Saya pun panik,
lalu terus mencari sampai di steigher tepi laut,” tambah Mila.

Di tepi laut, ada tetangga yang melihat Bima berdiri di
steigher dan terlihat melompat-lompat. Namun warga tak terlalu mengkhawatirkan.

“Sejak pukul 06.00 WIB itu lah, anak kami Bima lalu tak
terlihat lagi. Saya lalu melapor ke warga untuk berrsama-sama melakukan
pencarian,” uar Darma.

Bersama 50-an warga, pencarian pun dilakukan di laut
menggunakan sampan dan berjalan kaki menyusuri hutan bakau di sekitar Kampung
Benteng. Namun keberadaan Bima tak kunjung ditemukan.

“Hingga sore, Bima juga tak berhasil kami temui. Hingga
akhirnya, pukul 16.00 WIB, kami melapor ke Polsek Mempawah Hilir. Pak polisi
dan tentara juga ada turu melakukan pencarian. Namun sampai detik ini, anak
kami seakan hilang ditelan bumi,” pungkas Darma.

 

Penulis : Distra

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan