Suara Kalbar jadi Lokasi Penelitian Mahasiswa UII Yogyakarta Terkait Pemberitaan Insiden Banjir 2025
Pontianak (Suara Kalbar) — Redaksi Suarakalbar.co.id menerima surat permohonan resmi dari Fakultas Psikologi dan Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta terkait izin pengambilan data untuk penyusunan skripsi salah satu mahasiswanya dari Program Studi Sarjana Ilmu Komunikasi.
Permohonan tersebut tercantum dalam surat bernomor 073/Dek/70/DURT/IX/2025 tertanggal Rabu, 12 November 2025, yang ditujukan kepada pimpinan Suara Kalbar. Surat itu menegaskan bahwa setiap mahasiswa diwajibkan menyusun skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan, sehingga membutuhkan dukungan data dari berbagai instansi, termasuk media massa.
Mahasiswi bernama Maulidia Adinda Putri dalam wawancara virtual bersama Pemimpin Redaksi Suara Kalbar pada Kamis (11/12/2025) menyampaikan ketertarikannya untuk menjadikan Suara Kalbar sebagai salah satu lokasi penelitian. Ia menilai Suara Kalbar merupakan media lokal di Kalimantan Barat yang konsisten dan intens memberitakan bencana banjir sepanjang 2025.
“Jadi, kami izin menjadikan Suara Kalbar sebagai lokasi penelitian skripsi kami, bersama dua media lokal lainnya, tentang strategi manajemen redaksi media lokal terkait pemberitaan insiden banjir 2025,” ujar Adinda.
Pimpinan Suara Kalbar, Kundori, menyambut baik permohonan tersebut dan mengapresiasi ketertarikan mahasiswa dalam mengkaji dinamika kerja redaksi, khususnya dalam peliputan isu-isu kebencanaan.
Menurut Kundori, banjir yang melanda berbagai wilayah di Kalimantan Barat sepanjang 2025 merupakan isu strategis yang wajib mendapat perhatian serius dari media. Ia menegaskan bahwa pemberitaan yang tepat tidak hanya menyangkut kecepatan informasi, tetapi juga aspek keakuratan, keberimbangan, dan kepentingan publik.
“Sebagai media lokal, Suara Kalbar memiliki tanggung jawab untuk menghadirkan informasi cepat, akurat, berimbang, dan berpihak pada kepentingan publik. Karena itu, diperlukan strategi manajemen redaksi yang terencana, terukur, dan adaptif terhadap kondisi lapangan,” jelas Kundori.
Ia menambahkan, pemberitaan banjir bukan sekadar persoalan aktualitas, tetapi juga bentuk tanggung jawab moral media kepada masyarakat. Dengan strategi redaksi yang terstruktur, media memiliki peran besar dalam mitigasi informasi selama terjadinya bencana.
“Suara Kalbar dapat menjadi garda depan informasi, edukasi, dan advokasi bagi masyarakat Kalimantan Barat selama bencana banjir 2025,” pungkasnya.
Penulis: Tim Liputan
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS






