Intervensi Harga Jelang Natal, Dinas Ketahanan Pangan Kalbar Distribusikan 10 Ton Beras di GPM
Pontianak (Suara Kalbar) – Menjelang Hari Besar Keagamaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Barat kembali menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) sebagai upaya stabilisasi pasokan dan harga pangan. Kegiatan ini dilaksanakan di halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kalbar, Jalan Adisucipto, pada Kamis (11/12/2025) pagi.
Dalam gelaran GPM kali ini, dinas menyiapkan puluhan ton bahan pangan yang terdiri dari berbagai komoditas strategis. Masyarakat tampak antusias memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkan bahan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalbar, Manto, menjelaskan bahwa GPM merupakan program rutin pemerintah provinsi dalam menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat, terutama menjelang hari besar keagamaan ketika potensi fluktuasi harga cenderung meningkat.
“Pangan murah ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam rangka mengendalikan inflasi untuk menjaga kemampuan daya beli masyarakat, terutama di momen Natal. Biasanya ada fluktuasi harga di pasaran supaya harga tidak naik membabi buta, jadi kita lakukan intervensi pasar sebagai kompetitor dari para pelaku usaha agar mereka ikut mengendalikan harga di Kalimantan Barat,” jelas Manto.
Ia menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2025, GPM dilaksanakan secara masif di berbagai titik di seluruh Kalbar.
“Rutin digelar di berbagai titik di seluruh Kalimantan Barat, 48 kali sepanjang tahun 2025. Lima sudah dilakukan di 14 kabupaten/kota,” tambahnya.
Pada pelaksanaan kali ini, Dinas Ketahanan Pangan menyediakan 10 ton beras, terdiri dari 5 ton beras premium, 3 ton beras lokal, dan 2 ton beras SPHP yang disuplai oleh Bulog.
“Untuk masyarakat, kita umumkan kegiatan ini melalui media sosial agar mereka bisa memanfaatkannya,” kata Manto.
Sementara itu, Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Dony Saiful Bahri, menyampaikan bahwa pihaknya terus mengawal harga pangan terutama di daerah-daerah yang menjadi indikator inflasi.
“Kita sudah kurang lebih 58 kali menggelar Gerakan Pangan Murah di 14 kabupaten/kota. Namun fokus utama tetap pada lima wilayah yang menjadi barometer inflasi, yakni Kota Singkawang, Kota Pontianak, Kabupaten Sintang, Kayong Utara, dan Ketapang,” ujarnya.
Menurut Dony, pengawalan di daerah-daerah barometer tersebut penting agar gejolak harga dapat dikendalikan lebih cepat dan efektif. Dengan pasokan yang diperkuat melalui GPM, diharapkan kebutuhan pokok masyarakat tetap terpenuhi tanpa memicu kenaikan harga yang signifikan.
Pelaksanaan GPM menjelang akhir tahun ini menjadi bagian dari komitmen Pemprov Kalbar untuk menjaga stabilitas pangan sekaligus mendukung kesejahteraan masyarakat di tengah tingginya kebutuhan menjelang perayaan Nataru.
Penulis: Fajar Bahari






