Warga Tionghoa di Melawi Siap Rayakan Festival Rembulan ,Simak Sejarah dan Makna Pentingnya
Melawi (Suara Kabar) –Keluarga besar etnis Tionghoa di Kabupaten Melawi bersiap menyambut perayaan Festival Rembulan atau yang dikenal juga sebagai Festival Kue Bulan (Zhongqiu Jie).
Puncak acara dijadwalkan berlangsung pada Senin malam, 6 Oktober 2025, di halaman Gedung Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT) Melawi.
Ketua MABT Melawi, Taufik atau akrab disapa Afuk, menyampaikan bahwa seluruh persiapan telah dilakukan dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Yayasan Mawar dan Badan Sosial Pencegah Bahaya Kebakaran (BSPBK).
“Kami sudah siap menyambut Festival Rembulan tahun ini. Selain acara budaya, hari ini kami juga melaksanakan kegiatan sosial dengan menyerahkan bantuan ratusan paket beras bagi warga kurang mampu,” ujar Afuk kepada Suara Kabar, Minggu (5/10/2025).
Ia menambahkan, pada malam puncak perayaan nanti akan ditampilkan berbagai hiburan menarik, termasuk penampilan artis-artis Mandarin dari Ibu Kota yang akan menghibur masyarakat Melawi yang Meidy Dan Hen Hen.
“Kami ingin festival ini menjadi momen kebersamaan bagi seluruh warga tanpa melihat perbedaan suku maupun agama,” tambahnya.
Secara singkat,Taufik menceritakan Sejarah dan Makna Festival Rembulan bagi masyarakat Tionghoa.
Festival Rembulan atau Zhongqiu Jie merupakan salah satu perayaan tradisional terpenting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia.
Festival ini sudah dirayakan selama lebih dari 3.000 tahun, sejak masa Dinasti Zhou (1046–256 SM), dan biasanya jatuh pada hari ke-15 bulan kedelapan kalender lunar Tionghoa, ketika bulan tampak paling bulat dan paling terang dalam setahun.
Secara historis, festival ini merupakan ungkapan rasa syukur atas hasil panen dan bentuk penghormatan terhadap Dewi Chang’e, dewi bulan dalam legenda Tionghoa.
Bulan purnama dipandang sebagai simbol persatuan, keharmonisan, dan kebahagiaan keluarga. Karena itu, dalam setiap perayaan Festival Rembulan, keluarga akan berkumpul bersama untuk menikmati kue bulan (mooncake) dan menatap indahnya cahaya rembulan.
Bagi masyarakat Tionghoa, termasuk yang berada di Kabupaten Melawi, Festival Rembulan bukan sekadar acara budaya, tetapi juga simbol persaudaraan dan rasa syukur atas rezeki dan kebersamaan.
Melalui kegiatan sosial dan hiburan budaya yang diadakan setiap tahun, nilai-nilai gotong royong, kasih sayang, dan keharmonisan terus dijaga dan diwariskan kepada generasi muda.
“Makna festival ini sangat dalam. Selain melestarikan budaya leluhur, kami ingin terus menumbuhkan semangat berbagi dan kebersamaan di tengah masyarakat Melawi,” tutup Afuk.
Penulis : Dea Kusumah Wardhana
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now




