SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Pontianak Walikota dan Gubernur Siap Sebagai Tuan Rumah Harpandu dan Hartunas

Walikota dan Gubernur Siap Sebagai Tuan Rumah Harpandu dan Hartunas

Foto Besama usai Virtual Meeting dari Kampoeng English Poernama Bina Antarbudaya Chapter Pontianak dengan moderator Ketua DHD ’45 Syafarudin Usman yang dihadiri 38 utusan Kalbar -Nasional serta dihadiri Walikota Pontianak Ir H Edi Rusdi Kamtono maupun Gubernur Kalbar, Asosiasi Tradisi Lisan Pusat – Kementerian Kebudayaan RI. SUARAKALBAR.CO.ID/ist

Pontianak (Suara Kalbar) – Sosialisasi Hari Pantun Dunia (Harpandu) dan Hari Pantun Nasional (Hartunas) sukses digelar secara virtual, Selasa, 7 Oktober 2025. Sosialisasi tidak hanya diikuti kabupaten maupun kota se-Kalbar tetapi juga berbagai provinsi di Indonesia.

Sosialisasi Harpandu dan Hartunas bermula dari usulan pantun sebagai warisan budaya dunia tak benda ke Unesco dan ditetapkan sebagai WBTB di tanggal 17 Desember 2020.

“Untuk merawat WBTB di Rumah Budaya Kampong Caping, yang berhadapan dengan sungai terpanjang di Indonesia — Sungai Kapuas, Kota Pontianak kita telah mendeklarasikan hari pantun dunia dilatarbelakangi oleh kohesi sosial-budaya antarnegara yang ada di Kalimantan. Ada Malaysia dan juga Brunei Darussalam,” ungkap Ketua Panitia Harpandu dan Hartunas, Nur Iskandar dalam laporannya di hadapan Menteri Kebudayaan diwakili Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK Kalbar), Ketua Asosiasi Tradisi Lisan Pusat yang diwakili ATL Kalbar, Gubernur Kalbar, Walikota Pontianak dan 38 multi stakeholder yang mengikuti kegiatan Sosialisasi Hartunas 2025.

Kohesi sosial budaya yang dimaksudkan Nuris–sapaan pegiat pantun yang satu ini–dimulai dengan aksi Serumpun Berpantun dengan 16 jam tayang sebagai mendukung usulan WBTB yang dilakukan ATL Indonesia bersama Malaysia dari Rumah Melayu, MABM – ATL Kalimantan Barat. Atas kesamaan visi-misi dalam merawat pantun itulah disepakati perlunya deklarasi Harpandu dan Hartunas yang diperkuat dengan rekomendasi Seminar nasional tentang perlunya Harpandu dan Hartunas yang digelar di Universitas Tanjungpura dan dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadhiem Makarim.

Kata Nuris, hanya di Indonesia yang punya dua hari raya pantun, yang jatuh pada 16 dan 17 Desember, sejak deklarasi tahun 2023 hingga sekarang.

“Kalau Harpandu dideklarasikan di Kota Pontianak dengan deklarator wakil 10 negara, maka Hartunas dideklarasikan di Pekan Baru, Riau pada 17 Desember 2023,” tambahnya. “Saat itu kita berbagi tugas dan peran sesuai potensi daerah dan kesejarahannya,” timpal Nuris.

Dalam kesempatan virtual meeting, Walikota Pontianak Ir H Edi Rusdi Kamtono, MM, MT menyatakan mendukung Harpandu dan Hartunas karena Kota Pontianak memang kental dengan tradisi pantun. Begitupula dengan Gubernur Kalbar H Ria Norsan, SH, MH yang diwakili Kadis Dikbud, bahwa Kalbar dengan luas 1.5x Pulau Jawa beririsan darat langsung dengan negeri serumpun yakni Sarawak-Malaysia dengan Brunei Darussalam dimana perpantunannya saling berpadu. Oleh karena itu Harpandu dan Hartunas menjadi modal sosial bangkitnya sastra lisan di Bumi Kalimantan dalam konteks regional dan internasional.

Sementara Ketua DPP MABM yang juga Ketua ATL Kalbar Prof Dr H Chairil Effendy, MS dalam amanatnya mengatakan bahwa Melayu memang identik dengan pantun. Apa-apa saja dipantunkan. “Jangankan gembira, marah dan sedih pun dipantunkan.” Oleh karena itu wajar dalam dunia serumpun ada hari raya Pantun Dunia dan Pantun Nasional.

Adapun Menteri Kebudayaan RI Dr Fadli Zon, berhalangan hadir disebabkan harus hadir dalam sidang WBTB sehingga panitia kembali menyosialisasikan Surat Keputusan No 163/M/2025 tentang Hari Pantun yang perlu diapresiasi dan diisi dengankreasi serta eksebisi dalam maupun luar negeri. Juga amanat Menbud dalam Hut-1 Harpandu dan Hartunas pada tahun 2024 yang masih relevan disempurnakan dengan diskusi lintas provinsi sebagai wujud kebebasan berekspresi lewat madah pantun.

Hadir dari Aceh, Sumbar, Langkat, Medan, Jakarta, dan Semarang.

Sementara dari Kalbar, hadir dari Mempawah, Singkawang, Sambas, Sanggau, Sintang hingga Kapuas Hulu.

Sepanjang kegiatan pukul 09.00-11.30 peserta sangat antusias dengan berbagai ide maupun saran. Antara lain lomba, diskusi akademis, maupun pertemuan-pertemuan rutin, baik di darat, laut, maupun udara.

Penulis: Tim Liputan

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan