Studi di AS: Sel Kulit Bisa Jadi Sel Telur yang Dapat Dibuahi
Suara Kalbar – Sebuah studi baru di Oregon Health and Science University berhasil mengubah sel kulit manusia menjadi sel telur yang bisa dibuahi, menandai kemajuan revolusioner dalam pengobatan infertilitas.
Meski masih memerlukan penelitian lebih lanjut terkait keamanan dan efektivitas, temuan ini membuka harapan untuk menciptakan sel telur baru dengan DNA asli calon ibu.
Infertilitas menjadi masalah global yang memengaruhi satu dari enam orang dewasa. Meski teknologi reproduksi berbantuan seperti fertilisasi in-vitro (IVF) sudah berkembang, penyebab umum seperti kekurangan atau kerusakan sel telur membuat pengobatan menjadi rumit.
Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan seperti transfer mitokondria juga mulai diterapkan untuk menghindari penyakit genetik.
Namun, alternatif terbaru yang menjanjikan adalah transfer inti sel somatik, yang memanfaatkan inti dari sel kulit untuk menghasilkan sel telur fungsional.
Proses ini melibatkan penggantian inti sel telur donor dengan inti dari sel kulit. Tantangan utama adalah memastikan sel telur hanya mengandung satu set kromosom (haploid), bukan dua seperti sel tubuh biasa (diploid). Para peneliti menginduksi proses “mitomeiosis” yang memungkinkan satu set kromosom dibuang, menghasilkan sel telur dengan 23 kromosom seperti dikutip dari Iflscience, Selasa (30/9/2025).
Hasilnya, dari 82 sel telur yang dihasilkan, sekitar 9% berhasil berkembang menjadi blastokista tahap awal embrio setelah dibuahi dengan sperma di laboratorium.
Profesor Roger Sturmey dari Universitas Hull menyebut, penelitian ini sebagai bukti bahwa sel somatik dapat diarahkan menjalani pembelahan inti khusus layaknya sel telur atau sperma, membuka kemungkinan pembuatan sel telur baru dari sel tubuh manapun.
Sementara itu, Profesor Richard Anderson dari Universitas Edinburgh menambahkan, meski masih ada tantangan besar terkait keamanan, langkah ini merupakan terobosan penting untuk membantu perempuan memiliki anak dengan DNA mereka sendiri.
Para peneliti mengakui, bahwa tingkat keberhasilan saat ini masih rendah dan memerlukan investigasi ekstensif untuk mengoptimalkan teknik ini sebelum bisa diterapkan klinis.
Namun, studi ini sudah membuktikan bahwa metode transfer inti sel somatik pada manusia bukan sekadar teori, melainkan potensi nyata masa depan pengobatan infertilitas.
Sumber: Beritasatu.com
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now




