SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Opini Ketika Persaudaraan Islam Diblokade: Seruan Umat atas Penindasan di Gaza

Ketika Persaudaraan Islam Diblokade: Seruan Umat atas Penindasan di Gaza

Iluatrasi

Oleh: Nabila Azzahra Putri Andifa

Pencegatan kapal-kapal Global Sumud Flotilla oleh rezim Israel pada awal Oktober 2025 kembali mengguncang hati umat Islam. Armada tersebut membawa bantuan medis, pangan, dan kebutuhan pokok untuk warga Gaza yang telah lama hidup di bawah blokade. Namun, sebelum mencapai tujuan, kapal-kapal itu dihentikan secara paksa. Tindakan ini bukan hanya pelanggaran kemanusiaan, melainkan penghinaan terhadap umat Islam secara global.

Dalam pandangan Islam, penderitaan saudara seiman bukan sekadar berita duka, tetapi panggilan iman. Rasulullah ﷺ bersabda: “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam kasih sayang, cinta, dan empati mereka bagaikan satu tubuh; jika satu anggota tubuh sakit, seluruh tubuh turut merasakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka ketika Gaza diblokade, seluruh umat Islam seharusnya turut merasakan sakitnya penindasan itu.

Aksi solidaritas dari berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia melalui Agenda Solidaritas dengan Sumud Flotilla yang digelar SJP Bandung, memperlihatkan bahwa semangat ukhuwah Islamiyah masih hidup. Generasi muda, terutama Gen Z Muslim, menunjukkan kepeduliannya lewat media sosial dan aksi damai. Namun, kepedulian itu tidak boleh berhenti pada empati atau doa; ia harus berkembang menjadi kesadaran politik Islam bahwa persoalan Palestina tidak akan selesai selama dunia Islam masih terpecah dan tunduk pada sistem sekular global.

Krisis Umat dan Kegagalan Sistem Dunia Sekuler

Krisis Palestina membuktikan gagalnya sistem internasional yang berlandaskan sekularisme dan kepentingan politik. Lembaga seperti PBB dan Dewan Keamanan hanya menjadi saksi bisu ketika darah kaum muslimin tertumpah. Padahal Allah telah memperingatkan: “Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka.” (QS. Hud [11]:113).

Selama umat Islam bergantung pada sistem dan hukum buatan manusia, kezaliman akan terus berulang. Krisis ini bukan hanya persoalan kemanusiaan, melainkan akibat dari hilangnya kepemimpinan Islam yang seharusnya melindungi dan mempersatukan umat di seluruh dunia.

Solusi Islam: Tegaknya Khilafah Sebagai Pelindung Umat

Jalan keluar yang hakiki bagi penderitaan umat Islam adalah kembali kepada sistem Islam yang menyeluruh, yaitu Khilafah Islamiyah. Dalam sistem ini, seluruh negeri Muslim bersatu di bawah satu kepemimpinan yang menegakkan hukum Allah dan melindungi kaum yang lemah. Khalifah akan memastikan pembelaan terhadap wilayah yang tertindas, distribusi bantuan yang adil, dan kebijakan luar negeri yang tegas terhadap para penjajah kafir. Allah berfirman: “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal saleh bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi…” (QS. An-Nur [24]:55).

Janji ini tidak akan terwujud tanpa ketaatan pada syariat-Nya. Hanya dengan tegaknya Khilafah, umat Islam akan kembali disatukan, kehormatan mereka dijaga, dan keadilan ditegakkan di seluruh penjuru dunia.

Solidaritas terhadap Sumud Flotilla bukan sekadar bentuk kepedulian sosial, tetapi panggilan akidah. Ketika dunia membungkam keadilan dan memblokade kemanusiaan, umat Islam harus menjawab dengan satu suara: kembali kepada hukum Allah dan menegakkan kepemimpinan Islam. Sebab hanya di bawah panji La ilaha illallah, kehormatan umat akan kembali tegak dan bumi ini dipenuhi rahmat, bukan penjajahan.

*Penulis adalah Aktivis Muslimah Kalimantan Barat

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan