SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Lifestyle Kemenkes: 15 Orang Terpapar Cesium-137, Diduga dari Kawasan Industri Cikande

Kemenkes: 15 Orang Terpapar Cesium-137, Diduga dari Kawasan Industri Cikande

Ilustrasi udang beku. (YouTube.com/Melanie Cooks)

Suara Kalbar – Kasus kontaminasi zat radioaktif Cesium-137 pada udang beku ekspor asal Indonesia memicu kekhawatiran publik. Zat berbahaya tersebut diduga berasal dari Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten. Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sebanyak 15 orang dinyatakan positif terpapar Cesium-137.

Sumber radiasi itu diduga terkait aktivitas industri peleburan logam di kawasan tersebut. Meski sebagian besar paparan masih dapat ditangani melalui dekontaminasi, pemberian obat khusus, dan pemantauan kesehatan jangka panjang, pemerintah tetap memperketat pemeriksaan serta pengawasan.

Guru Besar Bidang Ilmu Fisika Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Drs Gede Bayu Suparta menjelaskan, Cesium-137 merupakan isotop radioaktif yang memancarkan radiasi gamma. Menurutnya, jenis radiasi ini lebih berbahaya dibanding sinar-X karena bersifat material dan berumur panjang.

“Kalau misalnya saya mencampurkan satu sendok saja, radiasinya bisa menyebar ke mana-mana. Umur paruhnya mencapai 30 tahun,” ujar Bayu, Selasa (7/10/2025).

Bayu menambahkan, tingkat bahaya paparan tidak bisa diketahui tanpa inspeksi khusus karena radiasi nuklir tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Proses awal yang harus dilakukan adalah dekontaminasi dan deteksi titik sumber radiasi menggunakan alat survey meter.

“Kalau ada sumber radiasi dan diarahkan alat ke situ, maka akan terdengar bunyi. Itu tandanya ada paparan,” jelasnya.

Bayu menekankan pentingnya menemukan sumber penyebaran radiasi sebelum melakukan langkah penanganan lanjutan. Ia juga menyarankan penerapan sistem mutu, seperti quality assurance (QA) dan quality control (QC) agar aktivitas industri berjalan aman.

“Jika suatu objek sudah mengandung radiasi, pilihannya adalah menghentikan atau memindahkan aktivitas di area terpapar. Semua harus merujuk pada keputusan resmi pemberhentian operasional,” tegasnya.

Meski berbahaya, Bayu menilai radiasi nuklir dapat bermanfaat jika digunakan secara terkontrol, misalnya dalam bidang medis dan industri. Namun, Cesium-137 sulit dikendalikan karena tidak bisa dideteksi tanpa alat khusus.

“Kalau sudah terdeteksi, kita harus waspada. Semua ini butuh kewaspadaan dan disiplin tinggi,” pungkas Bayu.

Sumber: Beritasatu.com

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan