SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Teknologi Fosil Dinosaurus di New Mexico Ungkap Kehidupan Sebelum Tabrakan Asteroid

Fosil Dinosaurus di New Mexico Ungkap Kehidupan Sebelum Tabrakan Asteroid

Ilustrasi dinosaurus dan telurnya. (Livescience.com)

Suara Kalbar – Sebuah situs fosil di New Mexico yang berisi berbagai spesies dinosaurus, termasuk Alamosaurus raksasa, ternyata berasal dari masa sebelum hantaman asteroid yang memusnahkan para dinosaurus. Temuan ini menegaskan bahwa hewan purba tersebut masih berkembang pesat menjelang kepunahan massal.

Para ahli paleontologi selama ini memperdebatkan usia fosil yang ditemukan di situs Naashoibito, barat laut New Mexico. Studi terbaru menggunakan dua metode penanggalan modern yang menunjukkan bahwa fosil-fosil tersebut berasal dari sekitar 340.000 tahun sebelum asteroid menghantam Bumi, atau sekitar 66 juta tahun lalu pada akhir Zaman Kapur.

Bencana besar akibat tabrakan asteroid di lepas pantai Semenanjung Yucatan, Meksiko, itu memusnahkan sekitar tiga perempat spesies di Bumi, termasuk semua dinosaurus non-burung.

Dua teknik penanggalan digunakan dalam studi ini. Pertama, analisis arah medan magnet Bumi yang terekam dalam batuan Naashoibito. Kedua, pengukuran peluruhan isotop radioaktif alami pada butiran pasir di batuan tersebut.

“Usia fauna dinosaurus Naashoibito telah lama menjadi kontroversi. Sebagian memperkirakan mencapai 70 juta tahun, sementara yang lain menganggapnya dari akhir periode Kapur,” ujar Dan Peppe, ahli paleontologi dari Universitas Baylor di Texas, penulis utama studi yang diterbitkan di jurnal Science.

Penelitian ini menolak teori lama yang menyebutkan bahwa dinosaurus sudah mengalami penurunan populasi global sebelum tabrakan asteroid.

Fosil di Naashoibito, dekat Farmington, New Mexico, menunjukkan keanekaragaman dinosaurus yang menempati berbagai relung ekologi. Spesies terbesar adalah Alamosaurus, sauropoda raksasa seberat lebih dari 30 ton dan panjang sekitar 30 meter. Hewan pemakan tumbuhan ini dikenal dengan leher dan ekor panjang serta tubuh besar bertopang empat kaki kokoh.

Selain Alamosaurus, situs ini juga mengandung fosil Tyrannosaurus, Torosaurus bertanduk, dinosaurus berparuh bebek, berlapis baja, dan jenis dinosaurus mirip burung lainnya.

Hasil penelitian juga mengungkap bahwa komunitas dinosaurus di selatan Amerika Utara berbeda dengan yang ada di wilayah utara seperti Montana, North Dakota, South Dakota, dan Wyoming. Meski memiliki beberapa spesies yang sama seperti Tyrannosaurus dan Torosaurus, komposisi fauna menunjukkan perbedaan utara-selatan yang jelas.

Contohnya, Alamosaurus hanya ditemukan di wilayah selatan, sementara di utara tidak ada sauropoda sama sekali. Jenis dinosaurus berparuh bebek juga berbeda di tiap wilayah.

“Ini membuktikan bahwa dinosaurus tidak membentuk satu komunitas homogen di seluruh Amerika Utara. Mereka beragam, berlimpah, dan beradaptasi hingga akhir Zaman Kapur,” jelas Peppe.

Ahli paleontologi Universitas Edinburgh, Steve Brusatte, menambahkan bahwa dinosaurus kala itu masih melakukan apa yang telah mereka lakukan selama 150 juta tahun yakni, beradaptasi, membagi relung ekologi, dan menunjukkan keanekaragaman luar biasa di berbagai habitat.

Menurut Brusatte, kehadiran Alamosaurus—salah satu hewan darat terbesar dalam sejarah Bumi—menjadi bukti nyata bahwa dinosaurus masih berkembang pesat hingga sesaat sebelum asteroid menghantam.

“Saya bisa membayangkan pemandangannya, satu menit, seekor dinosaurus seukuran pesawat jet berjalan mengguncang tanah, dan menit berikutnya seluruh Bumi berguncang karena energi dahsyat dari tabrakan asteroid,” kata Brusatte.

Sumber: Beritasatu.com

Komentar
Bagikan:

Iklan