Kibarnesia Hidupkan Bulan Cultural Borneo dengan Tema Kebudayaan Melayu

Kubu Raya (Suara Kalbar) – Kibarnesia kembali lakukan workshop dan talkshow yang bertemakan “Kebudayaan Melayu” serta mengundang Bujang 2025 dan Bujang favorite 2024 Pontianak di Center Atrium, Gaia Bumi Raya City, Kubu Raya, pada Kamis (25/09/2025).

Sebelumnya, Kibarnesia telah mengadakan workshop dan talkshow kebudayaan Tionghoa dan Dayak pada 17-18 September 2025 lalu.

Aldi selaku ketua penyelenggara Kibarnesia mengatakan bahwa, Kegiatan workshop dan talkshow mengangkat tema tentang kebudayaan Melayu. Kegiatan ini juga sejalan dengan program Gaia mall yaitu bulan Cultural Borneo.

“Hari ini kita melakukan kegiatan seminar dalam bentuk workshop dan talkshow  di kolaborasi Kibarnesia dan Gaia Bumi Raya City. Ini kita mengangkat tema terkait kebudayaan Melayu,” ucapnya saat diwawancarai.

“Ini adalah suatu programnya Gaia juga sebagai Gaia Bumi Raya City mengangkat tema bulan Cultural Borneo,” lanjutnya.

Aldi mengatakan bahwa, tujuan kegiatan workshop dan talkshow tersebut untuk mengingatkan masyarakat karena pentingnya melestarikan budaya khususnya di Kalimantan Barat (Kalbar).

“Tujuan kita pengen sounding terkait kebudayaan. Karena kebudayaan itu tidak terlepas dari kehidupan masyarakat. Gimana selalu ada budaya mengikutinya baik itu Tionghoa, Dayak, dan Melayu,” ujarnya.

Adrian Putra Ramadhan sebagai duta Bujang 2025 Pontianak sekaligus narasumber workshop dan talkshow menyampaikan bahwa, materi yang disampaikan ke peserta kegiatan adalah materi kebudayaan Melayu secara umum.

“Ada beberapa tentang makanan, budayanya, dan cara kebudayaan yang ada di Kota Pontianak dan cara berpakaian Melayunya yang benar,” tuturnya.

Duta favorit Bujang 2024, Muhammad Kamal Fathurrozi, dengan adanya materi kebudayaan Melayu diharapkan masyarakat dapat menjaga kelestariannya dan bisa dikenal oleh internasional.

“Harapan saya dari materi tadi dapat diimplementasikan di kehidupan sehari-hari dan dapat berguna bagi masyarakat banyak tentang kebudayaan Melayu dan dapat menjadi budaya go internasional,” pungkasnya.

Penulis: Aghisna/Maria