Gas Air Mata, Senjata Non-Mematikan yang Bisa Berakibat Fatal
Jakarta (Suara Kalbar)- Gas air mata kerap digunakan aparat keamanan untuk membubarkan aksi demonstrasi yang dianggap berpotensi ricuh. Senyawa kimia ini bekerja dengan memicu iritasi pada mata, hidung, dan saluran pernapasan sehingga membuat massa kesulitan bertahan di lokasi.
Meski disebut sebagai senjata nonmematikan, penggunaan gas air mata tetap menimbulkan kontroversi karena dampaknya bisa membahayakan kesehatan, bahkan memicu risiko kematian jika digunakan secara berlebihan atau dalam kondisi tertentu.
Apa Itu Gas Air Mata?
Gas air mata bukanlah gas murni, melainkan campuran bahan kimia padat dan cair yang bersifat iritatif. Begitu disemprotkan, bahan kimia tersebut bisa mengenai mata, kulit, hingga saluran pernapasan.
Gejala yang muncul antara lain rasa perih, kemerahan, mata berair, hidung berair, hingga pilek.
Menurut penjelasan medis, tingkat bahaya yang ditimbulkan oleh gas air mata bervariasi, mulai dari ringan hingga berat.
Besarnya bahaya ini tergantung dari jumlah gas yang mengenai tubuh, durasi paparan, serta kondisi lingkungan saat gas dilepaskan.
Apakah Gas Air Mata Bisa Menyebabkan Kematian?
Dokter Paru RSUP Persahabatan, Feni Fitriani Taufik, menegaskan bahwa gas air mata bisa menyebabkan kematian tergantung pada besar kecilnya jumlah paparan dan kondisi korban.
“Kalau disertai pajanan yang besar, ditambah kondisi lain sehingga kerusakan di paru lebih lanjut, itu yang bisa berakibat fatal. Walaupun sebenarnya tidak banyak tapi dengan multifikasi efek itu mungkin terjadi kematian,” jelas Feni dalam talkshow daring via Instagram RSUP Persahabatan, dikutip dari Antara, Jumat (29/8/2025).
Ia juga menjelaskan bahwa risiko semakin besar jika paparan terjadi di ruang tertutup. Dalam kondisi ini, partikel gas lebih sulit menyebar sehingga korban terpaksa menghirup zat kimia dalam waktu lama. Situasi inilah yang dapat membuat gas air mata menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan.
Siapa yang Paling Rentan?
Tidak semua orang memiliki tingkat ketahanan yang sama terhadap paparan gas air mata. Menurut Feni, terdapat kelompok tertentu yang lebih rentan, yaitu:
- Anak-anak, karena saluran napas dan kondisi fisiknya lebih lemah.
- Penderita komorbid terkait pernapasan, seperti asma dan penyakit paru lainnya.
- Perokok, yang memiliki kondisi paru-paru lebih rentan terhadap iritasi.
Ia mencontohkan tragedi Kanjuruhan, di mana banyak korban sulit menjauh dari lokasi karena terjebak di ruang tertutup dengan kondisi panik dan desak-desakan.
Faktor-faktor ini memperparah gangguan saluran pernapasan dan berujung pada tingginya jumlah korban jiwa.
Efek Jangka Panjang Paparan Gas Air Mata
Paparan gas air mata yang berlangsung lama dapat menyebabkan partikel kimia semakin banyak masuk ke dalam tubuh. Hal ini memicu respons peradangan berat di saluran pernapasan, yang kemudian menimbulkan pembengkakan dan penyempitan.
Akibatnya, seseorang akan kesulitan menghirup maupun mengeluarkan napas. Jika kondisi ini berlanjut hingga ke paru-paru, maka proses penangkapan oksigen pun terganggu. Dalam situasi terburuk, kondisi ini bisa mengakibatkan kematian.
Cara Mengurangi Dampak Paparan Gas Air Mata
Feni menyarankan beberapa langkah penanganan untuk mengurangi dampak paparan gas air mata, di antaranya:
- Segera menjauh dari sumber paparan.
- Sesegera mungkin cuci muka, mata, dan hidung dengan air bersih untuk menetralisir zat kimia.
- Gunakan kacamata pelindung, masker, dan pakaian lengan panjang untuk memperkecil paparan.
- Jika tersedia, berikan oksigen bagi yang terdampak berat.
- Segera cari pertolongan ke fasilitas kesehatan terdekat karena kepanikan sering kali membuat orang tidak bisa menilai kondisi dirinya secara objektif.
Gas air mata memang dirancang sebagai senjata non-mematikan. Namun, dalam kondisi tertentu, terutama pada paparan besar, ruang tertutup, serta individu dengan kondisi rentan, gas air mata bisa menimbulkan risiko fatal hingga menyebabkan kematian.
Sumber: Beritasatu.com
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





