Doa Wiwik di Mempawah Terjawab, Cahaya PLN Bikin Rumahnya Terang Benderang
Mempawah (Suara Kalbar) – Tangis haru pecah di rumah sederhana milik Wiwik Handayani (41) di Dusun Satrya, Sungai Dungun, Mempawah. Setelah delapan tahun hidup tanpa listrik, doa panjang ibu tunggal dengan empat anak itu akhirnya terjawab. Rumah yang selama ini gelap kini resmi terang berkat program Light Up The Dream (LUTD) dari PLN, Rabu (20/8).
Sejak ditinggal suami, Wiwik menghidupi anak-anaknya dengan berjualan minuman kesehatan. Meski penuh peluh, ia tetap teguh demi masa depan putra-putrinya. Namun, ada satu impian sederhana yang lama tak terwujud: memiliki listrik sendiri. Selama ini, Wiwik hanya menumpang sambungan dari tetangga. Tak jarang ia dan anak-anaknya harus tidur dalam gelap, ditemani lampu minyak seadanya.
“Setiap malam saya selalu berdoa, semoga suatu hari anak-anak bisa belajar dengan tenang tanpa takut lampu padam. Saya ingin rumah ini terang, hangat, dan penuh tawa,” ungkap Wiwik dengan mata berkaca-kaca.
Doa itu akhirnya dijawab. Pada Rabu yang penuh makna itu, ketika aliran listrik pertama kali masuk dan lampu menyala di ruang kecilnya, tangis syukur tak terbendung. Wiwik memeluk anak-anaknya erat, seolah cahaya yang menyinari rumah juga ikut menerangi hatinya.
“Bagi kami, listrik bukan hanya soal terang. Ini harapan baru. Anak-anak bisa belajar lebih baik, bisa meraih cita-cita mereka,” ucapnya dengan suara bergetar.
Manager PLN UP3 Mempawah, Abdul Azis, menyampaikan bahwa Wiwik hanyalah satu dari puluhan warga yang merasakan kebahagiaan serupa.
“Di wilayah kerja PLN UP3 Mempawah, sebanyak 40 rumah warga kurang mampu berhasil dialiri listrik melalui program LUTD ini. Jumlah ini menjadi yang terbanyak dibanding unit PLN lainnya di Kalimantan Barat,” jelasnya.
Azis menambahkan, program LUTD tidak menggunakan dana perusahaan, melainkan murni hasil donasi sukarela pegawai PLN. “Inilah bukti nyata gotong royong insan PLN untuk membantu sesama. Listrik tidak hanya tentang energi, tetapi juga tentang menghadirkan keadilan dan pemerataan bagi masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, General Manager PLN UID Kalimantan Barat, Maria G.I. Gunawan, menegaskan makna yang lebih dalam dari program tersebut.
“Setiap rumah yang terang hari ini adalah simbol kasih. Program ini lahir dari hati para pegawai PLN yang rela menyisihkan sebagian rezekinya. Bagi kami, menyalakan listrik bukan sekadar pekerjaan, tetapi tentang menyalakan harapan,” tuturnya penuh haru.
Kini, di rumah sederhana Wiwik, cahaya lampu bukan lagi sekadar penerang malam. Ia adalah simbol doa yang terjawab, harapan yang hidup kembali, dan bukti nyata bahwa kasih dan gotong royong mampu mengubah hidup seseorang.
Penulis: Maria
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now




