SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Melawi Di Antara Lampu Malam dan Buku Pelajaran: Kisah Gadis 19 Tahun yang Berjuang untuk Keluarga

Di Antara Lampu Malam dan Buku Pelajaran: Kisah Gadis 19 Tahun yang Berjuang untuk Keluarga

Sasana malam di kota Nanga Pinoh/ SUARAKALBAR.CO.ID/Dea

Melawi (Suara Kalbar)– Malam di kota Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi selalu memamerkan dua wajah. Di satu sisi, lampu-lampu neon berkilau, musik riang, dan tawa para pengunjung tempat hiburan.

Ya, meski tidak se gemerlap dunia malam di kota kota besar, sebut saja Pontianak atau Jakarta. Namun, Kota Nanga Pinoh, menjadi harapan banyak orang untuk merubah nasib dan berjuang demi keluarga.

Seperti yang dirasakan, Nadia (nama samaran), gadis berusia 19 tahun ini. Matanya sendu dan wajahnya tampak lelah, namun tetap tersenyum demi menyembunyikan beban hidupnya sehari hari.

Maklum saja, Nadia menghabiskan separuh malamnya sebagai lady companion (LC) disalah satu tempat hiburan malam yang dijuluki Kota Juang ini.

Sejak ayahnya jatuh sakit dan tak lagi bisa bekerja, hidup keluarga Nadia berubah drastis.

Ibunya berjualan kecil-kecilan di rumah, namun hasilnya jauh dari cukup. Uang sekolah, listrik, dan kebutuhan sehari-hari menggantung di pundak Nadia yang masih duduk di bangku SMA.

Ia mengenang awal mula terjun ke dunia malam sebagai keputusan terberat yang pernah diambil.

“Saya malu, takut… tapi waktu itu, pilihan saya cuma dua: biarkan keluarga kelaparan, atau saya yang turun tangan,” ujarnya dengan suara pelan.

Di tempat kerjanya, Nadia belajar tersenyum pada orang-orang asing, mendengarkan cerita-cerita yang kadang tak ia mengerti, bahkan menghadapi rayuan pria hidung belang yang mencoba membawanya ke hotel.

“Pernah ada yang nawarin uang besar, tapi saya tolak. Saya kerja untuk ngobrol, bukan untuk jual diri,” katanya tegas, menegakkan punggungnya.

Malam hari ia menjadi penghibur di ruangan berasap tipis, mengisi gelas para tamu, dan berpura-pura santai saat hatinya ingin pulang.

Subuh baru ia sampai rumah, lalu tidur sebentar sebelum kembali memakai seragam putih abu-abu.

Di kelas, Nadia hanyalah siswi pendiam yang jarang berinteraksi. Rasa kantuk sering menyerangnya, tapi ia tetap mencatat setiap pelajaran.

“Saya mau lulus, mau kerja halal yang nggak bikin hati was-was,” ucapnya kepada jurnalis Suara Kalbar. Co. Id yang mencoba menelusuri gemerlap dunia malam di Kota Nanga Pinoh.

Ia bermimpi suatu hari bisa meninggalkan meja bar dan lampu gemerlap, lalu menjadi guru seperti cita-cita masa kecilnya.

“Saya ingin hidup normal, makan malam sama keluarga, tidur nyenyak tanpa mikir besok uang dari mana,” katanya sambil menatap kosong ke arah jalan raya.

Kisah Nadia adalah potret kecil dari ribuan cerita di balik dunia malam. Bukan semua yang ada di sana mencari kesenangan.

Ada yang hanya sedang berjuang bertahan hidup, sambil menggenggam erat harapan yang tak ingin padam.

Penulis: Dea Kusumah Wardhana

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan