SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Pontianak Warga Tanray 1 Desak Pemerintah Bangun SMA Negeri di Pontianak Timur

Warga Tanray 1 Desak Pemerintah Bangun SMA Negeri di Pontianak Timur

Suasana pengaduan di posko helpdesk SPMB Jenjang SMA/SMK di Disdikbud Kalbar. [SUARAKALBAR.CO.ID/Meriyanti]

Pontianak (Suara Kalbar) – Warga Kelurahan Tanjung Raya 1, Kecamatan Pontianak Timur, menyuarakan keresahan akibat belum adanya Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah mereka. Ketiadaan fasilitas pendidikan tingkat atas ini memicu desakan kepada pemerintah agar segera mendirikan sekolah negeri di kawasan tersebut.

Minimnya akses terhadap SMA di Tanray 1 menjadi hambatan serius dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2025, khususnya melalui jalur zonasi yang mengutamakan kedekatan domisili.

Yani, seorang warga setempat, mengungkapkan kekecewaannya setelah anaknya tidak diterima di SMAN 6 Pontianak—sekolah terdekat yang berlokasi di Tanjung Raya 2.

“Sudah daftar di SMAN 6, tapi ternyata tidak masuk karena jaraknya dianggap terlalu jauh. Padahal itu yang paling dekat dari rumah kami,” ujarnya, Senin (07/07/2025).

Ia kini hanya berharap anaknya bisa diterima melalui jalur prestasi. Namun ia menyadari, kuota di jalur tersebut sangat terbatas dan persaingannya cukup ketat.

“Masalah ini bukan pertama kali terjadi. Setiap tahun warga di sini selalu kesulitan saat mendaftar sekolah negeri karena tidak ada SMA di Tanray 1. Kami berharap pemerintah segera bangun SMA di sini,” tegasnya.

Keluhan serupa juga disampaikan Fadlun Alkaderi, warga Tanray 1 lainnya, saat ditemui di posko helpdesk SPMB jenjang SMA di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar, pada Selasa (08/07/2025).

Fadlun datang untuk membantu anak tetangganya yang merupakan penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP), ingin masuk ke SMK 7 di Tanjung Raya 2, tapi kurangnya sosialisasi anak tersebut mendaftar ke SMKN 3 yang berada di Jalan S.Parman di Kecamatan Pontianak Selatan.

“Anak itu seharusnya mendaftar ke SMK 7 sesuai zonasinya, tapi karena kurangnya sosialisasi, dia malah daftar ke SMK 3 dan akhirnya tidak diterima,” jelas Fadlun.

Lebih lanjut, Fadlun mengatakan terbatasnya pilihan sekolah negeri membuat banyak anak-anak disana salah memilih sekolah tujuan.

Ia mengatakan anak-anak disana nyaris tidak punya pilihan kecuali sekolah swasta, yang biayanya tidak semua warga mampu tanggung terutama dari keluarga tak mampu.

“kita di Tanjung Raya 1 itu, kita nggak ada sekolah SMA. Nah, mereka yang daftar lewat domisili atau zonasi, yang tinggal di Tanjung Raya 1, itu nggak akan dapat sekolah di Tanjung Raya 2. Karena jarakan, akhirnya mereka harus masuk swasta. Mereka tidak punya kemampuan buat masuk swasta.

Fadlun berharap pemerintah segera membuka akses pendidikan yang lebih adil dengan membangun sekolah negeri, baik SMA maupun SMK, di wilayah Tanray 1.

“Saya mohon kepada pemerintah, buatlah SMA atau SMK negeri di Tanray 1. Anak-anak di sini semuanya ingin sekolah. Tapi kalau harus ke swasta, mereka benar-benar tidak mampu. Mereka cuma ingin sekolah di dekat rumah, yang bisa dijangkau jalan kaki atau numpang kendaraan,” tuturnya.

“Mereka tidak menuntut sekolah favorit atau unggulan. Cukup sekolah negeri yang terjangkau dan layak. Itu saja harapan kami,” ujar Fadlun.

 

Penulis: Meriyanti

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan