SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Nasional Nurdin Halid Puji Prabowo, Indonesia First Jadi Arah Baru Ekonomi Nasional

Nurdin Halid Puji Prabowo, Indonesia First Jadi Arah Baru Ekonomi Nasional

Wakil Ketua Komisi VI DPR Nurdin Halid (Istimewa/Istimewa)

Jakarta (Suara Kalbar)- Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Nurdin Halid, mendorong penguatan nasionalisme ekonomi dengan menggaungkan konsep Indonesia First, sebagai jawaban atas tantangan perekonomian global yang penuh tekanan dan ketidakpastian. Ia menilai Kementerian Perdagangan (Kemendag) memiliki peran strategis sebagai lokomotif utama dalam memajukan produk Indonesia ke pasar dunia.

“Kalau Amerika mengusung America First, kita juga harus berani menggaungkan Indonesia First. Kepentingan ekonomi nasional harus menjadi pijakan dan orientasi kebijakan perekonomian nasional, termasuk regulasi dan kebijakan pokok Kementerian Perdagangan,” ujar Nurdin Halid dalam keterangannya, Sabtu (19/7/2025).

Nurdin menilai Kemendag memiliki peran strategis untuk mewujudkan Indonesia First. Di area hulu, kata dia, Kemendag bisa menjadi motor penggerak bagi kementerian/lembaga, BUMN, swasta nasional dan UMKM dalam meningkatkan produk bermutu dan berdaya saing di pasar global. Di area hilir, Kemendag mengeluarkan dan mengawasi regulasi terkait urusan impor dan ekspor.

Selain itu, kata dia, Kemendag bertanggung jawab mempromosikan dan membuka akses pasar internasional bagi produk-produk dalam negeri. Dalam hal ini, Kemendag menjadi lokomotif yang menarik produk dalam negeri masuk ke pasar internasional.

“Jadi strategi makronya, Kemendag mendorong beragam produksi dalam negeri yang berdaya saing di pasar global. Pada saat yang sama, Kemendag menggencarkan promosi dagang di luar negeri serta memperkuat regulasi seperti Permendag untuk melindungi produsen dan konsumen atau pasar dalam negeri,” jelas dia.

Nurdin juga menyoroti pelaksanaan kebijakan penghapusan persetujuan teknis (pertek) berdasarkan instruksi Presiden. Dia meminta agar implementasi kebijakan tersebut tetap mempertimbangkan kebutuhan industri dan konsumen nasional, serta tidak menghambat ekspor.

“Ekspor seharusnya dipermudah, bukan malah dibatasi dengan pertek yang tak perlu. Kementerian Perdagangan harus bisa menjelaskan secara terbuka, komoditas mana yang wajib pertek dan mana yang bisa dibebaskan,” tutur Nurdin.

Spirit Prabowo 

Lebih lanjut, Nurdin menilai Indonesia First selaras dengan spirit nasionalisme ekonomi yang sering digelorakan Presiden Prabowo Subianto. Menurut dia, Indonesia First sejalan dengan visi besar dan komitmen kuat Presiden Prabowo Subianto yang berpegang teguh pada Ekonomi Konstitusi Pasal 33 berdasarkan ideologi Pancasila.

“Rakyat Indonesia bersyukur karena lahir pemimpin nasional yang memiliki visi dan komitmen kuat menjalankan Ekonomi Konstitusi yang tergambar dalam Asta Cita. Pak Prabowo selalu menegaskan visi dan misinya tentang ketahanan pangan dan energi yang bermuara pada kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia,” kata Nurdin.

Dia menyebut beberapa kebijakan strategis pemerintahan Prabowo-Gibran merupakan realisasi dari gerakan Indonesia First. Salah satunya adalah program hilirisasi kekayaan alam untuk mendatangkan nilai tambah sehingga Indonesia tidak lagi mengandalkan ekspor bahan mentah dengan harga murah. Transformasi BUMN juga dipercepat dan diefektifkan dengan membentuk BPI Danantara sebagai super holding.

Termasuk, kata dia, pembentukan 80.000 Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih  yang bertujuan untuk menggerakkan ekonomi rakyat di akar rumput seperti petani, peternak, nelayan, pengrajin, pedagang kecil yang tersebar di desa-desa dan kota-kota seluruh Indonesia. Mereka yang berjumlah lebih dari 62 juta adalah pelaku usaha berskala UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional karena mampu menyerap mayoritas tenaga kerja dan menyumbang signifikan terhadap PDB.

“Kehadiran Kopdeskel Merah Putih yang digagas Presiden Prabowo diharapkan bisa mengatasi persoalan 62 juta lebih UMKM, terutama akses terhadap modal, teknologi, dan pasar masih menjadi hambatan yang memerlukan keberpihakan negara. Jadi, Kopdeskel MP hadir untuk mendorong UMKM naik kelas,” imbuh Politisi Senior Partai Golkar tersebut.

Nurdin juga menyoroti isu terbaru yaitu keberhasilan Presiden Prabowo memimpin diplomasi perdagangan Indonesia, khususnya terkait penurunan tarif ekspor ke Amerika Serikat. Meski angka penurunan hanya mencapai 19% dan impor produk AS ke Indonesia menjadi 0%, namun pencapaian tersebut sebagai sinyal positif.

“Setidaknya, keberhasilan diplomasi itu menunjukkan kepemimpinan Pak Prabowo dan strategi Pemerintah di tengah dinamika ekonomi global yang lesu dan penuh ketidakpastian akibat perang, ketegangan regional, dan perang tarif,” tutur Nurdin.

Sumber: Beritasatu.com

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan