SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Ketapang Normalisasi Sungai Pama di Air Upas Akhirnya Terwujud, Namun Papan Ulin Milik Desa Dilaporkan Hilang

Normalisasi Sungai Pama di Air Upas Akhirnya Terwujud, Namun Papan Ulin Milik Desa Dilaporkan Hilang

Lokasi Normalisasi Sungai Pama di Air Upas Kabupaten Ketapang. SUARAKALBAR.CO.ID/Jansen

Ketapang (Suara Kalbar) – Setelah penantian panjang selama kurang lebih dua tahun, warga Desa Air Upas, Kabupaten Ketapang akhirnya dapat merasakan manfaat dari normalisasi Sungai Pama yang telah lama mereka dambakan.

Normalisasi ini terlaksana sejak awal Juli 2025 melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dari salah satu perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut, dan telah berlangsung sekitar satu bulan.

Sungai Pama sendiri merupakan salah satu sumber air utama yang digunakan warga, khususnya masyarakat Dusun Air Tebadak, untuk keperluan mandi dan mencuci. Pendangkalan sungai yang semakin parah dari tahun ke tahun membuat aliran air terhambat dan sungai tertutup oleh semak belukar.

“Dengan terealisasinya normalisasi ini, warga sangat berterima kasih dan memberikan apresiasi kepada Kepala Desa. Sungai yang semula nyaris tak terlihat lagi kini terbuka lebar dan airnya mengalir lancar,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Namun, di tengah euforia keberhasilan proyek tersebut, muncul kabar kurang menyenangkan. Papan ulin milik desa yang sebelumnya digunakan sebagai jembatan di atas Sungai Pama, dilaporkan hilang usai dibongkar sebagian untuk kepentingan penimbunan dan normalisasi.

“Kurang lebih seratus keping papan ulin raib entah ke mana. Padahal itu milik desa yang seharusnya masih bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. Sangat disayangkan, ada oknum warga yang mengambil kesempatan di tengah kegiatan ini,” tambah warga tersebut.

Menanggapi laporan tersebut, Kepala Desa Air Upas, Agus Purwanto, angkat bicara. Ia mengaku telah berupaya mencari tahu keberadaan papan-papan tersebut.

“Saat saya ke lokasi, saya tanya ke Ketua RT 04, Dolek, yang saat itu sedang menarik balok ulin. Saya tanya ke mana yang lain, katanya sudah diambil orang. Saya tanya lagi siapa yang ambil, jawabnya banyak orang, bahkan ada yang bilang mereka disuruh oleh Bujik,” ungkap Agus.

Lebih lanjut, Agus menyampaikan bahwa ia sempat mengonfirmasi langsung kepada warga bernama Bujik terkait dugaan bahwa dirinya menyuruh warga mengambil papan ulin. Namun, Bujik membantah tuduhan tersebut.
“Sampai sekarang kita tidak tahu siapa yang benar-benar mengambil papan ulin itu. Ini sangat disayangkan, karena itu aset desa, milik masyarakat,” pungkas Agus dengan nada kesal.

Pihak desa berharap agar masyarakat lebih bijak dan turut menjaga fasilitas umum, terutama yang dibangun dari kerja sama dan gotong royong. Sementara itu, kasus hilangnya papan ulin tersebut masih menjadi bahan pembicaraan warga dan akan terus ditelusuri oleh pihak desa.

Penulis: Jansen, Kontributor

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan