SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Kalbar Kalbar Kerjasama Kemendiktisaintek Percepat Cetak Dokter Spesialis

Kalbar Kerjasama Kemendiktisaintek Percepat Cetak Dokter Spesialis

Kemdiktisaintek meluncurkan Program Akselerasi Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Tenaga Medis di Aula Gedung Kemdiktisaintek RI, Selasa (22/7/2025). SUARAKALBAR.CO.ID/HO-Adpim

Jakarta (Suara Kalbar) – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) secara resmi meluncurkan Program Akselerasi Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Tenaga Medis yang diikuti secara langsung oleh Sekretaris Daerah Kalimantan Barat, Harisson di Aula Gedung Kemdiktisaintek RI, Selasa (22/7/2025)

Program inovatif ini dirancang untuk mendongkrak aksesibilitas dan kualitas pendidikan tinggi bagi tenaga medis dan kesehatan di Indonesia.

Langkah strategis ini merupakan bagian integral dari upaya percepatan perwujudan AstaCita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, khususnya melalui penguatan sistem kesehatan akademik.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menegaskan bahwa pendidikan tinggi harus berorientasi pada akses, mutu, relevansi, dan dampak, sejalan dengan misi AstaCita.

“Pendidikan tinggi harus berorientasi pada akses, mutu, relevansi, dan dampak sesuai misi AstaCita. Kita perlu menghasilkan tenaga medis yang berkualitas dan hilirisasi riset yang berkontribusi untuk peningkatan sistem pelayanan kesehatan,” ujarnya.

Mendiktisaintek menjelaskan bahwa kementeriannya telah mengkoordinasikan perguruan tinggi dalam jaringan kemitraan sistem kesehatan akademik dan membentuk satuan tugas (satgas) khusus. Satgas ini bertugas mengakselerasi pemenuhan dan distribusi dokter serta dokter spesialis mulai tahun 2025. Dari 136 Fakultas Kedokteran (FK) yang ada, 25 FK telah menjalankan 358 program studi spesialis/subspesialis.

Dalam jangka pendek, Satgas Kemdiktisaintek akan menjalankan program “quick win” dengan tiga strategi utama yaitu Penambahan program studi baru dan peningkatan kuota mahasiswa dokter spesialis-subspesialis melalui model kemitraan perguruan tinggi, Penempatan/deployment residen senior pada Rumah Sakit Pendidikan (RSP) prioritas dan Penguatan kemitraan dengan pemerintah daerah, Kementerian/Lembaga, dan pemangku kepentingan terkait.

“Kita bisa meningkatkan kolaborasi dan kawal program ini bersama-sama. Hal yang masih kurang, kita perbaiki. Kemdiktisaintek terbuka untuk berbagai masukan dan kritik,” tambah Mendiktisaintek Brian Yuliarto.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyoroti urgensi reformasi paradigma pendidikan dokter. Ia menekankan pentingnya pemerataan dokter spesialis di seluruh Indonesia, yang harus diiringi dengan percepatan produksi dokter di Tanah Air.

“Isu pemerataan dokter spesialis merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri kepentingannya,” tegas Menkes.

Kemdiktisaintek saat ini juga menjalin kemitraan strategis dengan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), yang mengkoordinasikan 57 FK.

Melalui kemitraan ini, direncanakan pembukaan 148 program studi baru dokter spesialis dan subspesialis, serta kolaborasi dengan lebih dari 350 rumah sakit pada tahun 2025-2026. Akselerasi ini diharapkan dapat melipatgandakan jumlah kuota mahasiswa menjadi lebih dari 8.000 mahasiswa pada tahun 2026, yang berimplikasi pada peningkatan lulusan hingga lebih dari 6.000 per tahun pada tahun 2030.

Dengan kebijakan kuota mahasiswa baru FK saat ini sekitar 18.000 per tahun, ditambah peningkatan pesat jumlah FK menjadi 144 fakultas pada 2025, dan sekitar 26 FK baru, jumlah lulusan saat ini diproyeksikan dapat mencapai sekitar 15.000 dokter per tahun pada tahun 2030.

Diperkirakan, antara tahun 2025–2030, Indonesia akan menghasilkan lebih dari 48.000 dokter, sebuah langkah krusial untuk mengatasi kesenjangan kekurangan dokter berdasarkan data Kementerian Kesehatan.

Untuk diketahui, di wilayah Kalimantan Barat saat ini terdapat 22 RSUD mulai dari Tipe A, Tipe B, Tipe C dan Tipe D. Yang mana dari jumlah yang ada terdapat gap yang cukup jauh di beberapa jenis Dokter spesialis yang umumnya harus ada di setiap rumah sakit tersebut yakni, Dokter Spesialis Anak, Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi, Dokter Spesialis Bedah, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Dokter Spesialis Patologi Klinik, Dokter Spesialis Penyakit Dalam hingga Dokter Spesialis Radiologi.

Secara umum untuk kondisi keberadaan Dokter – Dokter Spesialis tersebut di RSUD kab/kota se Kalimantan Barat adalah sejumlah 186 dokter spesialis, sedangkan kebutuhan ideal di angka 595 sehingga masih kekurangan 409 Dokter Spesialis di 7 bidang tersebut.

Sedangkan untuk RSUD di tingkat Provinsi, saat ini mencapai 33 Dokter Spesialis dengan kebutuhan seharusnya di angka 40 Dokter spesialis, sehingga masih memerlukan 7 Dokter Spesialis lagi agar kondisi tersebut ideal.

Menyikapi hal tersebut, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Harisson, turut memberikan dukungannya terhadap program Akselerasi ini. Ia menyatakan harapannya agar program ini dapat segera terealisasi.

“Program ini sangat kami harapkan dapat segera terealisasi untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat Kalbar mengingat kebutuhan akan tenaga medis, khususnya dokter spesialis, yang masih menjadi tantangan di Kalimantan Barat,” harap Harisson.

Penulis: Lidia/r

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan