Fakultas Filsafat UGM Komitmen Dukung Pengembangan Pendidikan di Singkawang
Singkawang (Suara Kalbar)- Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan pemberdayaan pendidikan melalui pendekatan kecerdasan buatan yang di gelar di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Singkawang, Selasa (8/7/2025).
Seminar dan Workshop ini dihadiri oleh para guru berbagai jenjang, mulai dari kepala sekolah, pengawas, dan unsur Dinas Pendidikan dari wilayah Sambas, Singkawang, Bengkayang, dan Mempawah.
Kegiatan pengabdian ini berfokus pada pengenalan relasi antara kecerdasan buatan dan pendidikan, etika penggunaan kecerdasan buatan, sampai penguatan adaptasi masa depan pendidikan.
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan oleh empat dosen Fakultas Filsafat yaitu Dr. Sonjoruri Budiani Trisakti, M.A., Dr. Misnal Munir, M.Hum., Dr. Rizal Mustansyir, dan Rangga Kala Mahaswa, S.Fil., M.Phil.
Workshop dibuka oleh Kadisdikbud Kota Singkawang, Asmadi, S.Pd, M.Si., yang menyampaikan pentingnya inovasi dan adaptasi oleh para guru terhadap perubahan dan perkembangan zaman, termasuk implementasi kecerdasan buatan di dunia pendidikan.
Acara ini diawali dengan penandatanganan nota kerja sama antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Singkawang dengan Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada.
“Manusia sebagai agen moral dan nilai tidak dapat digantikan oleh kecerdasan buatan secara penuh, mungkin saja kecerdasan buatan ini dapat menjadi alat untuk mentransfer pengetahuan, namun tidak berlaku ketika sudah membicarakan soal rasa, karsa, dan karya yang syarat akan sentuhan kemanusiaan,” ujar Prof. Dr. Rr. Siti Murtiningsih, S.S., M.Hum., ketika menyampaikan materinya tentang “relasi dunia pendidikan dan kecerdasan buatan”.
Selanjutnya, Alda Cendekia Siregar, S.Kom., M.Cs sebagai pemateri kedua lebih menekankan pada aspek-aspek praktis penggunaan kecerdasan buatan dalam dunia pendidikan. Alda menyampaikan bahwa para guru harus secara aktif mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi pendidikan saat ini.
Teknologi diciptakan untuk mempermudah pekerjaan para guru-guru, bukan sebaliknya. Alda mamparkan berbagai bentuk gen-AI yang dapat diimplementasikan dalam proses belajar mengajar di kelas.
“Teknologi itu penting, meski bukan segalanya. Bahkan, secanggih-canggihnya teknologi, teknologi belum mampu membentuk keutamaan dalam diri manusia sehingga teknologi diperlukan namun bukan menjadikan teknologi sebagai ketergantungan. Begitu pula dalam dunia pendidikan, kecerdasan buatan ialah satu bentuk lompatan kita sebagai manusia untuk menjadi lebih kritis,” kata Dr. Rizal Mustansyir.
Melalui kegiatan ini, Fakultas Filsafat UGM berupaya memperkenalkan pentingnya model pendidikan berkelanjutan dalam konteks perkembangan dunia kecerdasan buatan.
Selanjutnya, kerja sama dan pengabdian kepada masyarakat akan berlanjut pada pengembangan program-program pendidikan kecerdasan buatan yang lebih luas dan berkelanjutan di masa depan.
Penulis : Hendra/ r
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





