SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Opini Kalimantan Barat: Menanti Geopark di Jantung Borneo

Kalimantan Barat: Menanti Geopark di Jantung Borneo

Rioberto Sidauruk, Pemerhati Lingkungan Pariwisata. SUARAKALBAR.CO.ID/Ist

Oleh: Rioberto Sidauruk – Pemerhati Lingkungan Pariwisata

 

Kalimantan Barat menyimpan kekayaan geologi yang luar biasa, berpotensi menjadi geopark kelas dunia. Dari megahnya Pegunungan Schwaner hingga kompleks gua kapur Sangkulirang-Mangkalihat, lanskapnya adalah kanvas geologi yang belum terlukis sempurna. Sayangnya, narasi daerah ini lebih dominan terangkai dengan isu pertambangan dan perkebunan sawit, bukan sebagai destinasi geowisata.

Di selatan, Gunung Bawang menyimpan jejak vulkanisme purba. Di timur laut, karst Sangkulirang merekam sejarah bumi melalui ornamen gua yang spektakuler. Sementara di pesisir, Delta Kapuas yang dinamis menjadi laboratorium hidup proses sedimentasi. Potensi ini masih terfragmentasi, seperti mozaik indah yang belum tersusun utuh.

Tiga Tantangan Mengadang Potensi Geopark

Terdapat tiga hambatan utama yang perlu diatasi untuk mewujudkan geopark di Kalimantan Barat.

Pertama, dominasi narasi ekstraktif. Puluhan tahun, identitas Kalimantan Barat dibentuk oleh industri ekstraktif, dari bauksit hingga emas. Pola pikir ini membuat nilai geologi hanya dipandang dari kandungan mineralnya, bukan dari nilai ilmiah dan wisata. Gua-gua di Nanga Balang, misalnya, lebih sering menjadi lokasi penambangan fosfat daripada objek penelitian geologi. Ini menunjukkan kegagalan memahami nilai intrinsik geologi.

Kedua, keterbatasan infrastruktur pengetahuan. Berbeda dengan Jawa yang kaya akan program studi geologi, Kalimantan Barat minim ahli geologi lokal. Akibatnya, banyak temuan geologi penting justru datang dari peneliti asing. Masyarakat lokal kurang memiliki kapasitas untuk menginterpretasikan dan mengelola kekayaan alamnya sendiri secara mandiri.

Ketiga, fragmentasi pengelolaan kawasan. Area potensial geopark tersebar dalam berbagai status hukum: Taman Nasional, HPH, bahkan konsesi tambang. Tanpa penyatuan visi, sulit menciptakan geopark yang terpadu. Contohnya, Taman Nasional Danau Sentarum, meski memiliki nilai geologi tinggi, lebih dikenal sebagai kawasan keanekaragaman hayati. Ini mengindikasikan kegagalan melihat lanskap secara holistik.

Merajut Masa Depan dengan Tiga Benang Solusi

Untuk merealisasikan potensi geopark, Kalimantan Barat perlu menerapkan tiga strategi utama.

Pertama, membangun pusat interpretasi geologi strategis. Pontianak, sebagai ibu kota yang dilalui garis Khatulistiwa, ideal menjadi lokasi museum geologi pertama di Kalimantan Barat. Pusat-pusat kecil dapat dibangun di Sintang untuk mewakili Pegunungan Muller, Ketapang untuk geomorfologi pesisir, dan Nanga Pinoh untuk geomorfologi karst. Ini akan meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat.

Kedua, menciptakan paket wisata geologi lintas batas. Alih-alih bersaing, kolaborasi antarwilayah dan antarnegara perlu didorong. Kabupaten Kapuas Hulu dapat bekerja sama dengan Sarawak mengembangkan paket wisata geologi Pegunungan Betung. Demikian pula, Kabupaten Bengkayang bisa menggandeng Sabah untuk mengemas potensi vulkanisme purba di Gunung Bawang. Pendekatan lintas batas ini telah terbukti sukses di geopark global UNESCO seperti Langkawi.

Ketiga, mengembangkan sekolah lapang geologi untuk masyarakat lokal. Program pelatihan pemandu geowisata khusus bagi pemuda Dayak dan Melayu sangat mendesak. Mereka yang paling memahami medan dan cerita lokal harus menjadi garda terdepan pengelolaan geopark di masa depan. Pemberdayaan komunitas lokal adalah kunci keberlanjutan.

Saatnya Menulis Babak Baru Sejarah Geologi Kalimantan Barat

Kalimantan Barat memiliki semua bahan untuk menjadi provinsi geopark. Yang dibutuhkan adalah keberanian beralih dari ekonomi ekstraktif menuju ekonomi pengetahuan berbasis geowisata.

Gua-gua di Karst Sangkulirang telah mencatat sejarah bumi jutaan tahun. Kini, saatnya kita menambahkan babak baru dalam sejarah itu: babak di mana manusia akhirnya belajar membaca, lalu merawat, bahasa bumi yang terpahat di batuan dan bentang alam Kalimantan Barat.

Dengan langkah-langkah konkret dan visi yang terpadu, Kalimantan Barat dapat menulis ulang narasi masa depannya. Sudah siapkah kita? (r10)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan