PLN Targetkan Ratusan Motor di Kalbar Terkonversi Jadi Listrik Pada 2025
Pontianak (Suara Kalbar) – PT PLN Persero Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (UIP Kalbagbar) menargetkan Kalimantan Barat (Kalbar) pada tahun 2025 melakukan konversi puluhan hingga ratusan unit motor.
Hal tersebut disampaikan oleh General Manager PLN UIP Kalbagbar, Johar Wijaya, saat menghadiri acara penutupan pelatihan teknisi konversi motor listrik di SMKN 4 Pontianak, pada Rabu (14/05/2025).
“Kami menargetkan memang kalau terkait dengan target itu kami sebanyak-banyaknya tentunya. Kami mungkin kalau bicara di Kalbar ini, mungkin bicara puluhan sampai ratusan ya, Pak. Tahun 2025 ini,” ujarnya.
Johar menyebutkan konversi motor listrik ini menjadi bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL/CSR) PLN UIP Kalbagbar, yang berkolaborasi dengan Ikatan Motor Indonesia Kalbar dan Braja Elektrik Motor.
Program ini mencakup pelatihan teknisi serta pendirian lima bengkel konversi motor listrik tipe B di Pontianak sebagai proyek percontohan di Kalbar. Salah satunya berlokasi di bengkel laboratorium SMKN 4 Pontianak.
“Tadi diawali dengan kita memberikan pelatihan teknisi, terus kemudian kami akan mengupayakan infrastrukturnya, kabinet-kabinet untuk stasiun pengisian baterai itu banyak, kami nanti akan mendata di misalnya di Alfamart, Indomaret, atau bahkan di stasiun-stasiun yang lain,” terang Johar.
Menurut Johar, dalam program ini pemerintah juga tidak hanya fokus pada motor baru. Namun motor lama yang masih digunakan masyarakat turut difasilitasi untuk dikonversi.
“Pemerintah itu memikirkan masyarakat Indonesia yang masih mempunyai motor yang lama dengan motor minyak. Jadi tidak hanya motor baru yang pemerintah siapkan, namun motor lama yang akan dikonversikan menjadi motor listrik pun kami siap,” terang Johar.
Sementara itu, CEO Braja Elektrik Motor, Yoga Uta Nugraha, menambahkan bahwa konversi motor di Kalimantan Barat akan dilakukan oleh teknisi lokal yang telah dilatih dan didampingi oleh IMI dan PLN. Saat ini, lima bengkel tengah diajukan untuk mendapatkan sertifikasi dari Kementerian Perhubungan.
“Jika sudah bisa tersertifikasi maka dapat secara mandiri mengerjakan konversi. Jadi tidak perlu kami Braja dari Surabaya datang ke sini untuk mengerjakan, cukup teman-teman lokal di sini bisa berdaya, bisa mendapatkan pendapatan lebih,” terang Uta.
Pada tahun sebelumnya, Braja mencatat sekitar 1.300 kendaraan telah berhasil dikonversi di Jawa dan Kalimantan. Harapannya, dengan dibukanya kembali subsidi pemerintah tahun ini, jumlah tersebut bisa meningkat.
“Harapannya di tahun ini, peminatnya semakin bertambah, kemudian kran subsidi dari pemerintah sudah bisa mulai dibuka sehingga minat dari masyarakat mulai terakomodasi,” harap Uta.
Untuk satu unit konversi, proses penggantian nomor mesin kini hanya memakan waktu satu hari oleh teknisi bersertifikat. Sistem konversi ini bersifat totally restrict karena memerlukan penggantian nomor mesin lama ke nomor mesin baru.
Penulis: Maria
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS






