SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Nasional Pena Sang Pahlawan, 10 Tokoh Nasional yang Juga Jurnalis dan Penulis

Pena Sang Pahlawan, 10 Tokoh Nasional yang Juga Jurnalis dan Penulis

10 Pahlawan Indonesia yang juga jurnalis dan penulis. (Beritasatu.com/Istimewa)

Jakarta (Suara Kalbar)- Di balik semangat perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan Indonesia, tersimpan sisi lain yang tak kalah menginspirasi: kiprah mereka di dunia jurnalistik dan literasi. Tidak hanya mengangkat senjata, mereka juga mengangkat pena—menjadi suara rakyat, menebar kesadaran, dan membakar semangat nasionalisme lewat tulisan.

Dari berita hingga esai, dari tajuk rencana hingga karya sastra, para tokoh ini menggunakan media dan tulisan sebagai alat perjuangan yang ampuh. Berikut adalah sepuluh tokoh pahlawan nasional yang juga dikenal sebagai jurnalis dan penulis berpengaruh dalam sejarah Indonesia.

1. Tirto Adhi Soerjo

Dianggap sebagai pelopor pers nasional, Tirto Adhi Soerjo menerbitkan beberapa surat kabar seperti Soenda Berita (1903), Medan Prijaji (1907), dan Putri Hindia (1908).

Ia juga mendirikan Serikat Dagang Islam dan dikenang sebagai tokoh penting dalam sejarah pers dan kebangkitan nasional. Tirto resmi diakui sebagai Pahlawan Nasional pada 2006.

2. Ki Hajar Dewantara

Bapak Pendidikan Nasional ini mengawali karier sebagai wartawan. Tulisan terkenalnya Als ik een Nederlander was membuat pemerintah kolonial mengasingkannya.

Setelah kembali, ia mendirikan Taman Siswa dan menjadi Menteri Pengajaran pertama Republik Indonesia. Kontribusinya dalam pendidikan dan pers menjadikannya sebagai salah satu pahlawan seorang jurnalis dan penulis paling berpengaruh.

3. Tan Malaka

Tokoh revolusioner ini aktif menulis dan menyebarkan ide-ide kemerdekaan serta sosialisme. Bukunya Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika) menjadi bacaan penting yang mengajak masyarakat berpikir ilmiah dan logis. Tan Malaka menulis di berbagai media, baik nasional maupun internasional.

4. Buya Hamka

Selain sebagai ulama, Buya Hamka dikenal sebagai sastrawan dan jurnalis. Ia menulis banyak karya sastra, termasuk novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Kiprahnya di dunia jurnalistik dan keagamaan membentuk opini publik muslim progresif di masa kemerdekaan.

5. Cipto Mangunkusumo

Sebagai pendiri Indische Partij, Cipto aktif menulis untuk menyuarakan perjuangan pribumi. Karena aktivitas politiknya, ia diasingkan ke Belanda. Tulisannya mencerminkan semangat perubahan dan perlawanan terhadap ketidakadilan kolonial.

6. Sutan Sjahrir

Perdana menteri pertama Indonesia ini dikenal sebagai intelektual dan penulis ulung. Karyanya Renungan Indonesia mencerminkan idealisme dan pemikirannya yang dalam terhadap nasib bangsa. Sjahrir adalah contoh nyata pahlawan berprofesi sebagai jurnalis dan penulis yang lebih mengandalkan kekuatan ide daripada kekuatan senjata.

7. Agus Salim

Agus Salim adalah tokoh penting dalam sejarah diplomasi Indonesia. Ia juga aktif menulis, salah satunya Wajib Bergerak (1923). Pemikirannya banyak dituangkan dalam tulisan yang membahas peran Islam, perempuan, dan perjuangan kemerdekaan. Ia juga berperan dalam Panitia Sembilan penyusun dasar negara.

8. Rasuna Said

HR Rasuna Said dikenal sebagai tokoh pejuang hak perempuan dan kemerdekaan. Ia menjadi pemimpin redaksi majalah Raya dan menerbitkan koran mingguan Menara Poeteri. Gagasan-gagasannya tentang kesetaraan dan reformasi sosial disampaikan secara berani melalui media.

9. Ruhana Kudus

Sebagai jurnalis perempuan pertama Indonesia, Ruhana Kudus mendirikan surat kabar Sunting Melayu pada 1912. Ia menggunakan media sebagai alat pendidikan dan pemberdayaan perempuan. Perjuangannya di bidang pers dan pendidikan membuatnya dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

10. Mohammad Hatta

Walau lebih dikenal sebagai proklamator dan Wakil Presiden pertama, Mohammad Hatta juga seorang penulis produktif. Saat diasingkan ke Boven Digoel dan Banda Neira, ia tetap menulis artikel untuk koran dan majalah. Tulisan-tulisannya mendidik dan menawarkan analisis mendalam, bukan propaganda.

Para pahlawan yang merupakan jurnalis dan penulis Indonesia ini membuktikan bahwa perjuangan tidak selalu dilakukan dengan senjata. Mereka menyalurkan semangat juang lewat kata-kata, membangun kesadaran dan harapan bagi bangsa. Kita patut menghargai warisan intelektual mereka dan menjadikannya inspirasi dalam menjaga kemerdekaan dan kebebasan berekspresi.

Sumber: Beritasatu.com

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan