Cahaya 24 Jam di Batas Negeri
Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat tak lagi gelap. Berkat gotong royong warga dan hadirnya PLTS pada 2023 membuat listrik menyala 24 jam. Dampaknya, pesona pariwisata pesisir yang selama ini tersimpan kian bersinar. Lonjakan kunjungan wisata meningkat tiap tahunnya.
Oleh: Maria
Sambas (Suara Kalbar)- Desa Temajuk berjarak sekitar 370 km dari ibukota Kalimantan Barat dan 146 km dari ibukota Kabupaten Sambas. Meski masuk dalam kategori wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar), desa ini memiliki banyak potensi wisata alam.
Desa ini dikenal dengan julukan sepotong surga di ekor Kalimantan. Pariwisata desa ini menawarkan berbagai pesona pesisir hingga hutan hujan tropis, seperti Pantai Camar Bulan, Pantai Teluk Atong Bahari, Dermaga Asam Jawe, Hutan Hujan Tropis Tanjung Datu’, Pulau Dua Kelapa (Batu Nenek), dan lainnya.

Penginapan itu dikelola bersama istrinya, Jasminah, secara swadaya hingga hari ini.
Keputusan Ning Atong—panggilan akrab Rasad untuk menjadikan Temajuk lokasi wisata sempat dianggap sepele. Usaha Atong dalam menjalankan usahanya tak mudah, mengingat Desa Temajuk yang berada di wilayah 3T, daerah ini tak memiliki akses jalan yang mumpuni. Apalagi soal listrik, bukan lagi terbatas namun memang tak memiliki jalur hingga sangat menghambat perkembangan desa.
Atong menyebutkan, warga di Desa Temajuk sempat mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah berupa satu keping panel surya yang sudah lengkap dengan aki dan pemasangannya sekitar tahun 2009 lalu. Namun itu tak cukup, hanya mampu untuk tiga bola lampu, apalagi untuk sebuah usaha penginapan.
“Akhirnya kita (warga) pakai genset, itupun ndak semua rumah punya, hanya beberapa,” ujar Jasminah, kembali mengingat usaha nekat bersama suaminya.
Memiliki usaha penginapan di daerah minim listrik, bukan tantangan mudah bagi Atong dan keluarga. Jasminah menyebutkan tak jarang ia mendapatkan ujaran kasar dari sejumlah tamu karena minim listrik yang terbatas. Hal itu belum lagi ditimpali dengan kerusakan mesin diesel yang kerap terjadi tiba-tiba.

Jasa katering juga turut ditawarkan oleh Jasminah kepada wisatawan yang menginap untuk membantu menutup biaya kebutuhan sehari-hari, termasuk biaya saat mesin rusak maupun untuk keperluan kebersihan penginapan.
Akses listrik setengah hati
Pada 2013, PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) milik PT PLN Persero lantas berdiri di daerah ini, wattnya tak begitu besar yaitu hanya sekitar 80 kiloWatt (kW) atau sebanding dengan untuk menyuplai listrik di 300 KK dari jumlah 600-an KK di desa Temajuk, itupun tiap rumah dibatasi pemakaiannya.
Tak jauh berbeda, listrik kerap mati dan mau tak mau masyarakat harus mencukupi kebutuhan dengan memakai cahaya seadanya dari mesin diesel pribadi.
Pada 2014, PLTD ikut berdiri di desa, sedikit memberi harapan namun hanya mampu mengalirkan listrik malam hari, pukul 18.00–06.00 WIB. Di luar itu, keluarga Atong harus mengandalkan genset yang boros solar dan sering rusak, membuat tamu kerap mengeluh.

Penelitian Mengutip tesis berjudul “Strategi Pengembangan Pariwisata Desa Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas” oleh Aan Khosihan menyebutkan, pada tahun 2009 listrik diketahui sempat mengalami peningkatan jam operasional menjadi 14 jam, namun sayangnya kondisi listrik masih tak stabil dan kerap mati pada malam hari. Lagi-lagi warga harus mengakali dengan menggunakan tambahan berupa mesin diesel yang membutuhkan biaya operasional yang lebih mahal.
“Tak jarang faktor ini menjadi pertimbangan bagi para penyedia jasa penginapan untuk memasang tarif penginapan yang lebih tinggi,” tulis keterangan pada tesis tersebut.
Perjuangan yang berbuah manis
Kegigihan Ning Atong kian berdampak bagi Desa Temajuk. Mulai dari satu pintu, kini dia memiliki 36 pintu penginapan. Bahkan, Atong dianggap menjadi pencetus desa wisata Temajuk dan kini mengelola Pantai Teluk Atong Bahari, salah satu objek wisata populer.
Dia selalu rutin mencatat tamu dalam buku besar, baik lokal maupun asing. Buku ini sebagai bukti dan modal Atong untuk meyakinkan investor. Skema investasinya sederhana: investor membangun, Atong mengelola, lalu membeli kembali penginapan setelah dana cukup.
Perjuangan panjang Atong akhirnya terbayar lunas. Pada Hari Kemerdekaan ke-78 RI tahun 2023, PLN resmi mengoperasikan PLTS berkapasitas 371 kWp, dilengkapi baterai 708 kWp dan cadangan PLTD 310 kW. Berlokasi tak jauh dari rumah warga dan pesisir, pembangkit ini menghadirkan listrik 24 jam untuk pertama kalinya di Temajuk.
Listrik kini mengalir 24 jam, memberi nafas baru bagi usaha Atong. Pengunjung makin nyaman, penginapan bisa beroperasi penuh tanpa takut genset rusak.
“Kalau dulu kita harus siap genset malam-malam, sekarang sudah lega,” ujar Jasminah.
Stabilnya listrik dari PLTS juga memicu minat wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, termasuk dari Jerman. Atong menyebutkan mereka bukan hanya menikmati pantai, tapi juga ingin merasakan sensasi berada di batas negeri.
“Ini menguntungkan sekali (dibangun PLTS). Wisatawan semakin banyak yang datang, apalagi sekarang jalannya sudah baguskan. Pengunjung juga betah liburan di sini,” ucap Atong terdengar lega.
Dengan listrik stabil, beban operasional keluarga Atong pun berkurang drastis. Jasminah mengaku pengeluaran listrik turun sekitar 50 persen.
“Pengeluaran dulu gak cuma dari beli solar, biaya ganti-ganti alat mesin yang rusak juga. Dari dulu sampai sekarang ini ada sekitar 3 mesin genset kita ganti, itu juga bukan mesin yang kecil,” jelasnya. Genset terakhir masih disimpan sebagai cadangan bila listrik padam.
Usaha wisata Atong kini tumbuh pesat. Ia sudah mampu membangun beberapa penginapan dengan modal sendiri. Bahkan, tawaran dari investor baru justru ia tolak.
“Bahkan ada investor yang menawarkan diri untuk bangun penginapan lagi tapi saya bilang belum dulu,” ujarnya.

Kasi Pelayanan Desa Temajuk, Herlin, menyebut sekitar 80 persen dari total 620 KK di desanya kini sudah menikmati listrik 24 jam.
“Sisanya itu yang belum mereka yang tinggal agak jauh di pelosok-pelosok itu belum dialiri listrik,” jelasnya.
Kehadiran listrik mendorong sektor pariwisata tumbuh pesat, hal itu dibuktikan dengan adanya jumlah pengunjung yang membludak.
“Dengan hadirnya listrik 24 jam, pengunjung bertambah itu pasti. Dulu bahkan sempat sampai ada 50 ribu pengunjung disini, jalanan padat dan macet. Itu pas lebaran (Idul Fitri) 2023 kemarin,” ujar Herlin.
Ia juga menambahkan beberapa pengelola penginapan desa ini mendapatkan dampak positif dari lonjakan pengunjung tersebut.
“Dulu memang Atong itu benar dapat julukan gila oleh warga sekitar. Tapi lihat kondisi sekarang, Atong itu kalau tiap musim liburan penghasilannya lumayan besar karena kamarnya selalu penuh, bisa sampai ratusan juta,” tambahnya.
Energi Terbarukan untuk Tingkatkan Potensi Wisata
Pada 2022, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menetapkan Desa Temajuk sebagai desa wisata. Perubahan baru terasa sejak Temajuk diresmikan sebagai Desa Wisata oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2022. Sejak itu, nama Temajuk masuk dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), ajang tahunan yang bertujuan mengangkat potensi desa berbasis pariwisata dan budaya lokal.
“Desa Wisata Temajuk merupakan salah satu yang paling potensial di Kalimantan Barat. Letaknya strategis di perbatasan, pantainya eksotis, dan masyarakatnya punya inisiatif kuat,” ujar Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kalbar, Windy Prihastari.
Menurut Windy, infrastruktur yang layak (termasuk listrik dan sinyal komunikasi) merupakan faktor kunci dalam pengembangan desa wisata.
“Sebelumnya, listrik hanya menyala malam hari dan sinyal nyaris tidak ada. Sekarang, dengan adanya PLTS hybrid, listrik dapat beroperasi 24 jam. Ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan kenyamanan dan lama tinggal wisatawan,” jelasnya.
Efeknya cukup terasa. Data dari Disporapar menunjukkan jumlah wisatawan di Kalimantan Barat mengalami peningkatan signifikan, dari 2,4 juta kunjungan pada 2021 menjadi 4,7 juta kunjungan pada 2024. Temajuk menjadi salah satu kontributor peningkatan tersebut, terutama pada musim liburan, lebaran, dan akhir tahun. Banyak wisatawan yang ingin merasakan sensasi “sepotong surga di ekor Kalimantan” di Temajuk, sembari menikmati pantai dan kehidupan desa.
Potensi Energi Terbarukan
Desa Temajuk memiliki potensi energi terbarukan khususnya energi surya. Namun pada kenyataannya, Desa Temajuk diketahui sempat menggunakan sumber energi terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) pada tahun 2011 silam yang turut memiliki potensi serupa.
Penelitian berjudul “Studi Microgrid System Menuju Pembangunan Desa Mandiri Energi di Desa Temajuk Kabupaten Sambas” oleh Yunando dan Sutriyatna, kala itu PLTMH melayani 25 konsumen yang berdekatan dengan pembangkit menggunakan jaringan tegangan rendah sepanjang lebih kurang 2 km dengan daya terpasang 18 kWp dan operasional selama 12 jam.
“Ketersediaan sumber daya air tersedia sepanjang tahun dalam jumlah yang memadai. Potensi sumber daya energi air di Desa Temajuk antara lain meliputi Sungai Maludin, Teluk Melake, Pasir Pelaek, dan Sungai Sekanji. Pengukuran sesaat debit air pada musim kemarau dan hujan serta informasi masyarakat menunjukan tersedianya sumber daya air yang relatif terjamin sepanjang tahun dalam jumlah yang memadai,” tulis keterangan dalam jurnal tersebut.
Sedangkan PLTS memang telah dianggap memiliki potensi untuk berdiri di kawasan ini karena Desa Temajuk masuk ke dalam wilayah garis khatulistiwa yang lama penyinarannya cukup lama yaitu mulai dari pukul 09.00 hingga 16.00.
Penelitian tersebut menyebutkan terjadi penghematan biaya dari sisi penggunaan BBM PLTD sebesar 57 persen dalam sebulan jika adanya penggabungan energi terbarukan PLTMH, PLTS dan PLTD.

Selain itu, lewat jurnal berjudul “Analisis Potensi Energi Angin dalam Mendukung Kelistrikan Kawasan Perbatasan Studi Kasus: Desa Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas” oleh M. Husni Tambrin, Desa Temajuk juga memiliki potensi untuk dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) dengan angin berkekuatan 2,9 m/s pada ketinggian 20 m, dan faktor kapasitas pembangin sebesar 20 persen.
Namun sayangnya, alih-alih mengkombinasikan sumber energi terbarukan dengan energi bersih lainnya, pengoperasian PLTS di Desa Temajuk saat ini diketahui kombinasi antara PLTS yang memiliki 300 panel dengan kapasitas 371 kWp + baterai 708 kWp dengan PLTD 310 kWp.
Menurut Rudy Hadianto dari Disperindag ESDM Kalbar, keberhasilan Temajuk menunjukkan efektivitas sistem hybrid antara PLTS dan PLTD dalam elektrifikasi wilayah 3T.
“Hybrid itu selain untuk meningkatkan porsi energi terbarukan juga untuk meningkatkan jam operasi dari 12 jam ke 24 jam,” jelas Rudy.
Selain itu, secara blak-blakan Rudy turut mengakui bahwa imbas dari efisiensi yang tengah berlaku, PT PLN Persero harus mampu menghasilkan pemasukan keuangan bagi mereka sendiri sehingga PLTD menjadi salah satu yang mengakomodir pemasukan PLN. Rudy menegaskan Kalbar menargetkan bauran EBT 31,2 persen pada 2025, lebih tinggi dari nasional. Namun, tantangan masih besar.

Ia juga menggarisbawahi kendala dalam kehadiran PLTS dan pengadaan panel surya, terlepas Kalbar yang memang memiliki sejumlah potensi bagi kehadiran sumber energi bersih terbarukan.
“Kita ini bisa membuat silikon, tapi gak bisa buat silikon penyerap sinar matahari. Dan membuat beberapa investor juga perlu banyak berpikir untuk membangun PLTS,” kata Rudy.
Direktur Eksekutive Link-AR Borneo, Ahmad Syukri, membenarkan bahwa Kalbar memang memiliki banyak potensi sumber energi bersih terbarukan, tak terkecualikan PLTS. Namun ia menyayangkan pemerintah yang dinilai tak mampu mengoptimalkan pengoperasian PLTS.
Menurut Syukri, tak perlu menunggu investor untuk mengoptimalkan penggunaan PLTS agar tak hybrid dengan PLTD. Apalagi penggunaan PLTS secara utuh bahkan dinilai akan mampu meningkatkan potensi wisata lainnya.
“Harusnya kita bisa 100 persen pakai PLTS tanpa di hybrid dengan PLTD. Harusnya punya biaya untuk memasang kalau untuk digunakan di daerah-daerah 3T. Kalau misalnya PLTS yang di Temajuk itu utuh pakai PLTS, potensi wisata bisa meningkat, bisa jadi potensi wisata daerah energi bersih. Itu bisa kita jual namanya,” jelas Syukri.
Terkait mahalnya harga panel surya, Syukri meyakini Indonesia sebenarnya memiliki potensi untuk merakit sendiri, namun hal tersebut harus didukung oleh pemerintah.
“Kalau memang kita tidak bisa bikin silikon penyerap panas menjadi energi listrik, kenapa kita tidak beli saja alatnya? Mungkin memang mahal di awal, namun kita bisa memberdayakan masyarakat dan merakit produk lokal sendiri. Harganya juga gak bakal semahal itu jadi masyarakat bisa pasang sendiri di rumah-rumah,” terangnya.
Mengejar target Indonesia emas pada 2045 dengan mengoptimalkan transisi energi terbarukan, Syukri turut menyinggung terkait keadilan masyarakat.
“Transisi energi terbarukan juga harus berkeadilan, jangan sampai demi mengejar target Indonesia emas, masyarakat terdampak hal lain misalnya tanah dan tempat tinggal mereka digusur karena mau bikin pembangkit listrik, atau bangun PLTS dengan ribuan panel surya di lahan yang sama. Itu bukannya membangun energi hijau malah semakin membuat panas bumi,” tambahnya.
Syukri menyebutkan Indonesia harus benar-benar serius terkait energi baru terbarukan, jangan hanya demi mencari citra di mata internasional namun benar-benar harus memikirkan nasib masyarakat.
“Penggunaan PLTS itu bagus ya agar kita gak selalu bergantung pada pengelolaan energi terpusat. Kemarin di Eropa sempat terjadi blackout karena cuaca ekstrem karena mereka pakai energi terpusat. Tapi ada satu lokasi yang tetap menyala listriknya karena pakai PLTS pribadi. Ini bisa jadi contoh dan pembelajaran juga buat Indonesia, jangan sampai blackout terjadi di tempat kita,” terangnya.
Ia menyebutkan, Indonesia seharusnya mampu mengelola berbagai sumber energi terbarukan. Sejalan dengan sejumlah penelitian yang telah dilakukan, Syukri menyebutkan bahwa Desa Temajuk memiliki banyak potensi energi terbarukan untuk diaplikasikan, termasuk PLTA.Namun hal itu kembali lagi ke pemegang kuasa.
“Kita punya banyak potensi dan harusnya bisa. Tapi balik lagi, pemerintah mau atau tidak?” ujar Syukri.
*Penulis adalah Reporter Suarakalbar.co.id
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now




