SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Lifestyle “Turang”, Film Perjuangan yang Sempat Hilang, Kembali Ditonton di Pontianak

“Turang”, Film Perjuangan yang Sempat Hilang, Kembali Ditonton di Pontianak

Suasana pemutaran dan diskusi film Turang di Port 99 pada Selasa (29/4/2025). [SUARAKALBAR.CO.ID/Meriyanti]

Pontianak (SuaraKalbar)- Dalam rangka memperingati 70 tahun Konferensi Asia Afrika, sekelompok aktivis dan akademisi budaya dari berbagai negara kembali memutar film legendaris Indonesia berjudul “Turang” karya Bachtiar Siagian. Film ini sempat memenangkan Film Terbaik pada Pekan Apresiasi Film Nasional 1960, dan menjadi salah satu karya penting dalam sejarah perfilman nasional.

Di Pontianak, pemutaran film ini digelar di Port 99 pada Selasa malam (29/4/2025), disertai diskusi bersama para tokoh budaya dan jurnalis. Film berdurasi 87 menit ini mengangkat kisah heroik sebuah keluarga di Karo, Sumatera Utara, dalam melawan agresi militer Belanda pasca kemerdekaan.

Balaan Tumaan, penyelenggara acara yang berkolaborasi dengan majalah Riwajat, LBH Kalbar, Inside Pontianak dan LPM Untan menyampaikan bahwa kegiatan hari ini merupakan pemutaran film dari salah satu sutradara terbaik yang dimiliki Indonesia.

“Hari ini kita melakukan pemutaran dan diskusi film Turang karya Bachtiar Siagian, salah satu sutradara terbaik yang dimiliki Indonesia, film ini juga sempat memenangkan penghargaan Film Terbaik di Pekan Apresiasi Film Nasional, yang menjadi cikal bakal penghargaan FFI,” ujar Nursalim Yadi, dari Balaan Tumaan.

Ia menyampaikan bahwa film ini sempat dialarang tayang di Indonesia karena Bachtiar Siagian dianggap seseorang dengan aliran kiri. Akan tetapi berkat bantuan anaknya, Bunga Siagian film ini dapat kembali ditayangkan dan diterjemahkan olehnya.

Uniknya film ini sempat hilang dan ternyata arsipnya masih tersimpan di Pusat Pengarsipan Film Rusia (Gosfilmfond). Film ini sarat akan makna perjuangan dan pengorbanan masyarakat yang tulus untuk melawan penjajah masa itu, serta berbagai kesulitan yang dihadapi saat masa penyerangan membuat para penonton merasakan apa yang terjadi masa itu.

Setelah pemutaran film, terapat diskusi yang dipandu oleh Dian Lestari dari LBH Kalbar, serta di pantik oleh Rikaz Prabowo (Majalah Riwajat & Akademisi) serta Muhlis Suheri (jurnalis Inside Pontianak) agar penonton dapat mendapatkan perspektif baru dari film turang tersebut.

Yadi juga menambahkan bahwa Film ini kemudian menjadi penting untuk melihat bagaimana perjuangan masyarakat atas agresi militer Belanda pada saat itu, memberikan perspektif berbeda bahwa pada masa itu masyarakat juga ikut berjuang untuk kemerdekaan sejati Indonesia.

“Film ini menjadi penting karena kita juga melihat bagaimana biasanya dalam film perjuangan itu digambarkan dilakukan oleh militer, tapi di film ini kita juga melihat bahwa masyarakat pada saat itu juga punya peran penting dalam perjuangan,”

Yadi berharap dengan pemutaran film ini nantinya para penonton dapat memahami narasi sejarah yang tidak diceritakan sebagai sebuah narasi besar dalam sejarah Indonesia. Selain itu rencananya film ini akan diputar di seluruh Indonesia oleh komunitas atau organisasi yang tertarik dengan isu terkait.

“Harapannya tidak muluk-muluk kita ingin yang menonton dapat memahami sejarah yang tidak diceritakan sebagai sebuah narasi besar di Indonesia terutama di ranah media dan film, harapannya film ini dapat menceritakan hal tersebut,” jelas Yadi.

Salah satu penonton yang hadir, Zahra menyampaikan bahwa ia tertarik untuk menonton film ini karena film ini merupakan film yang sempat hilang dan muncul kembali, meskipun ia mengaku bahwa ia bukanlah orang yang begitu memahami sejarah.

“Saya adalah orang yang awam, bukan orang yang berlatar belakang sejarah gitu, tapi memang tertarik dengan film ini karena sudah lama hilang dan kembali ditayangkan kembali, jadi sayang sekali kalau saya lewatkan, karena mungkin nanti jarang-jarang untuk bisa di tonton kembali,” ujar Zahra.

Setelah menonton film ini Zahra memaknai bagaimana perjuangan masyarakat pada saat itu untuk berjuang dan bertahan melawan tentara Belanda dalam agresi Militer pasca kemerdekaan. Ia berharap acara seperti ini dapat terus dilakukan untuk meningkatkan rasa nasionalisme masyarakat saat ini.

 

Penulis: Meriyanti

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan