AS-China Saling Serang Tarif, Ekonomi Global Terancam Guncang
Suara Kalbar – Ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memanas setelah Presiden Donald Trump secara drastis menaikkan tarif impor terhadap produk asal China menjadi 125 persen. Kebijakan ini diumumkan hanya beberapa jam setelah pemerintah China menetapkan tarif bea masuk sebesar 84 persen atas barang-barang dari AS.
Langkah saling balas ini semakin memperdalam konflik perdagangan antara dua raksasa ekonomi dunia yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade. Meski bertujuan menekan kebangkitan China, langkah Trump justru dinilai mengabaikan potensi kerja sama dengan negara-negara mitra dagang utama AS.
Alih-alih memperkuat aliansi global, kebijakan proteksionisme Trump dipandang memberikan celah bagi China untuk membangun pengaruhnya secara lebih luas di kancah internasional. Di saat AS memperketat perdagangan, China justru menyatakan kesiapannya membuka pasar domestik bagi negara-negara lain.
Dilansir dari Beritasatu.com, Jumat(11/4/2025), Trump terus mendorong kebijakan tarif tinggi terhadap China pekan ini, namun menunda penerapan tarif terhadap mitra dagang lainnya selama 90 hari. Penundaan ini memicu ketidakpastian di pasar global dan mengganggu stabilitas perdagangan internasional.
China pun memanfaatkan situasi ini untuk meningkatkan citra sebagai negara terbuka dan stabil. “Dunia harus menegakkan keadilan dan menolak hegemonisme,” demikian pernyataan resmi pemerintah China, yang diyakini ditujukan kepada AS.
“Dunia harus menegakkan keadilan dan menolak hegemonisme,” bunyi pernyataan pemerintah China yang diduga ditujukan untuk AS.
“Sebagai ekonomi dan pasar terbesar kedua untuk barang-barang konsumen, China berkomitmen untuk membuka diri lebih lebar lagi kepada dunia, tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah,” lanjutnya.
Eskalasi perang dagang AS dan China ini tak hanya membuat ekonomi global bergejolak, tetapi juga meningkatkan kekhawatiran terkait kondisi geopolitik saat ini.
Sumber: Beritasatu.com
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now