GMNI Kalbar Dorong Pelaksanaan Kongres Persatuan untuk Akhiri Dualisme
Pontianak (Suara Kalbar)- Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), organisasi kemahasiswaan yang berdiri sejak 1954, kini menghadapi tantangan besar berupa dualisme kepemimpinan yang terus berlangsung hingga menjelang usia ke-71.
Dualisme ini, antara kubu Arjuna-Dendy dan Immanuel-Sujahri, muncul setelah Kongres GMNI ke-21 di Ambon pada akhir 2019 dan telah menyebabkan gejolak berkepanjangan di tubuh organisasi.
Ketua DPD GMNI Kalimantan Barat (Kalbar), Cesar Marchello, mengungkapkan bahwa dualisme ini membawa dampak positif dan negatif. Di satu sisi, persaingan antar-kubu memicu kaderisasi yang masif, sehingga terbentuk komisariat dan cabang di hampir seluruh kampus di Indonesia.
Namun, di sisi lain, konsolidasi organisasi menjadi sangat sulit, yang berimbas pada lemahnya perjuangan isu-isu kerakyatan yang selama ini menjadi identitas GMNI.
“Saat ini konflik di tubuh GMNI semakin membuat organisasi ini berjalan tanpa arah, maka dari hasil konsolidasi kami GMNI Kalbar mendorong agar DPP GMNI segera melaksanakan Kongres Persatuan,” ucap Cesar Marchello.
Kongres Persatuan adalah jalan satu-satunya untuk menyelamatkan GMNI. Konsolidasi yang nyata hanya bisa dilakukan dengan Kongres Persatuan agar perjuangan GMNI kembali solid.
“Dalam upaya penyelamatan organisasi kami meminta kedua DPP GMNI agar segera konsolidasi untuk Kongres Persatuan agar GMNI kembali menjadi solid untuk memperjuangkan kepentingan rakyat,” tutup Cesar Marchello.
Sumber: Rilis GMNI
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





