SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Lifestyle Film Dokumenter Baru Deny Sofian, Angkat Memori dan Emosi tentang ‘Renovasi’ Betang Ensaid Panjang Sintang

Film Dokumenter Baru Deny Sofian, Angkat Memori dan Emosi tentang ‘Renovasi’ Betang Ensaid Panjang Sintang

Deny Sofian, pembuat film Bekana “Para Penutur Terakhir”. [SUARAKALBAR.CO.ID/Maria]

Pontianak (Suara Kalbar) – Setelah berhasil dengan film dokumenter berjudul Bekana “Para Penutur Terakhir”, Deny sofian kini diketahui tengah mempersiapkan proyek film terbarunya berjudul “The Place That We Call Home”.

Film ini bercerita mengenai rumah Adat Betang Ensaid Panjang yang berlokasi di Sintang dan mendapatkan renovasi dengan cara merobohkan rumah adat tersebut yang rata dengan tanah dan membangun kembali.

“Film ini bercerita tentang rumah. Setiap orang pasti punya memori indah tentang rumahnya masing-masing. Kadang ada orang tua yang sudah dibangunkan rumah baru oleh anaknya, tapi mereka tidak mau pindah. Semua orang mengalami sindrom rumah itu,” ujar Deny Sofian saat diwawancarai pada Rabu (15/01/2025) malam.

Deny menambahkan, proyek ini sedang dalam tahap penyuntingan yang ditargetkan selesai dalam dua bulan ke depan.

“Kami ingin menangkap emosi dan cerita yang melekat pada konsep rumah, termasuk kaitannya dengan kenangan masa kecil, hubungan keluarga, dan tradisi yang diwariskan,” katanya.

Pada film ini, Deny menerangkan bagaimana adanya penolakan masyarakat terhadap proyek renovasi terhadap rumah adat Betang Ensaid Panjang yang terjadi.

“Ada proses alot sampai belasan kali pertemuan. Banyak penolakan dari masyarakat karena perencanaan tidak matang. Harusnya, tiang lama dibiarkan berdiri agar ada memori yang tersisa. Sekarang, semua dirobohkan dan dibangun ulang tanpa jejak sejarah,” ujarnya terdengar nada emosional.

Meski begitu, Deny tetap optimis bahwa film ini akan membawa pesan kuat kepada penonton.

“Kami ingin menunjukkan bagaimana rumah, baik secara fisik maupun emosional, menjadi pusat kehidupan. Ini bukan hanya soal bangunan, tetapi juga kenangan, tradisi, dan identitas,” pungkasnya.

“The Place That We Call Home” diharapkan mampu menggugah emosi dan kesadaran penonton tentang pentingnya menghargai rumah sebagai simbol kebersamaan dan sejarah. Film ini dijadwalkan akan rilis pada pertengahan tahun 2025 dengan fokus distribusi di festival-festival nasional dan internasional.


Penulis:
Maria

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan