SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Nasional Pusat Riset BRIN Ungkap Faktor Pembentuk Tren Pekerjaan di Era Digital

Pusat Riset BRIN Ungkap Faktor Pembentuk Tren Pekerjaan di Era Digital

Ilustrasi. Pasien memindai Kartu Indonesia Sehat (KIS) ke robot Bytorium di Puskesmas Dinoyo, Malang, Jawa Timur, Kamis (24/10/2024). Teknologi robotik Artificial Intelegence (AI) tersebut dilengkapi dengan fitur komunikasi dua arah dan terintegrasi ke pusat data pasien sehingga memudahan dan mempersingkat waktu layanan laboratorium tes darah serta kolesterol. (ANTARA

Jakarta (Suara Kalbar)- eneliti Pusat Riset Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Norman Luther Aruan, memaparkan sejumlah faktor yang diperkirakan akan membentuk tren pekerjaan di masa mendatang. Dalam diskusi daring yang berlangsung pada Jumat (6/12/2024), ia menyoroti tiga isu utama yang menjadi perhatian.

“Jadi gelombang otomatisasi ini tidak hanya menggantikan pekerjaan tetapi juga mengubah sifat pekerjaan itu sendiri,” kata Norman melansir dari ANTARA.

Oleh karena itu, pengembangan keterampilan sumber daya manusia perlu dilakukan. Selain itu, mereka juga didorong beradaptasi dengan persyaratan pekerjaan yang semakin berkembang dengan hadirnya teknologi yang telah membantu dalam berbagai bidang.

Kedua, Norman mengatakan saat ini dunia tengah menghadapi kebangkitan Gig Economy atau sistem tenaga kerja yang terdiri dari posisi kerja sementara atau kontrak jangka pendek.

“Jadi akibat perkembangan teknologi sehingga memungkinkan muncul apa yang disebut sebagai Gig Economy,” tegasnya.

Menurutnya, kebangkitan Gig Economy menimbulkan pro dan kontra dimana di satu sisi sistem tersebut menawarkan otonom dan fleksibilitas dalam dunia kerja. Sementara itu di sisi lain Gig Economy menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan dan perlindungan kerja.

Ketiga yakni terjadi transisi demografi pekerja dengan kemunculan generasi Z dan milenial dimana mereka dinilai lebih memprioritaskan pekerjaan yang bermakna, memiliki peluang untuk bertumbuh, serta lingkungan kerja yang kolaboratif.

“Sehingga perusahaan atau organisasi yang memahami dan beradaptasi dengan pergeseran demografis ini akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk mempertahankan bakat kemudian mengembangkan atau mendorong inovasi dan tetap kompetitif di dunia kerja yang terus berkembang,” ujar Norman.

Guna menghadapi ketiga faktor ini, dia mendorong calon pekerja menyeimbangkan kemampuan interpersonal (soft skill) dan keterampilan teknis (hard skill) yang diperlukan untuk dalam pekerjaan di masa depan.

“Kemampuan teknis di masa depan sama pentingnya dengan kemampuan soft skill yang merupakan sesuatu yang diperlukan dalam masa depan pekerjaan,” kata dia.

Sumber: ANTARA

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan