SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Opini Antisipasi Pergaulan Anak Sejak Dini

Antisipasi Pergaulan Anak Sejak Dini

Indra Rukmana

Oleh: Indra Rukmana

“Orang tua yang baik tidak otomatis membuat anaknya baik. Pendidikan yang baiklah yang menghasilkan itu.”
Jadi, tidak cukup untuk sekadar menjadi orang baik. Jadilah orang tua yang memberikan pendidikan yang baik untuk anak-anak. Salah satu bentuk pendidikan yang baik adalah mendidik anak untuk mencari pergaulan yang baik.

Saya mengenal suatu keluarga yang sangat baik. Anak-anak di keluarga itu tumbuh dengan baik, kecuali satu. Anak ini setelah dewasa menjadi beban keluarga. Tidak bekerja, tidak jelas mau apa. Di masa lalu ia sempat berurusan dengan tindak pidana pula.

Apa masalahnya? Sejak kecil ia biasa nongkrong dengan anak-anak lain di dekat rumahnya. Ini hal yang tidak dilakukan oleh saudara-saudaranya. Ia melakukan kebiasaan itu sejak kecil, tumbuh jadi remaja, hingga kuliah.
Siapa teman-teman nongkrong dia itu? Anak-anak yang tidak punya tujuan, dan mungkin tidak mendapat pengasuhan yang baik dari keluarganya. Hidup tanpa tujuan yang mau dicapai, sehingga hari-hari mereka dipenuhi dengan waktu kosong. Waktu kosong itu diisi dengan nongkrong.

Nongkrong tanpa tujuan mendorong mereka mulai melakukan hal yang salah. Mencoba rokok, bahkan minuman keras. Rasa ingin tahu sebagai remaja, dicobakan di situ, tanpa ada yang mengontrol. Bahkan mereka adu berani, melakukan hal-hal yang semakin buruk. Makin buruk, dianggap makin keren. Bila sudah ke level itu, sulit untuk mengubahnya.

Jadi bagaimana mencegahnya? Beri anak-anak tujuan. Tidak cukup kita ajari soal baik buruk, boleh dan tidak boleh. Beri mereka tujuan. Kamu mau apa, mau melakukan apa. Ingin mencapai apa. Kemudian, dengan tujuan itu hari-hari mereka akan diisi kegiatan untuk mencapai tujuan itu.

Wujudnya bisa macam-macam. Bisa berupa les olah raga, musik, seni, atau apa saja. Perhatikan, poinnya bukan menyuruh mereka melakukan kegiatan, tapi memberi mereka tujuan. Kegiatan adalah konsekuensi tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Jadi kegiatan bukanlah tujuan.

Dengan tujuan itu ia akan bergaul dengan anak-anak lain yang punya tujuan sama. Ia tidak akan bergaul dengan anak-anak yang tidak punya tujuan. Ia tidak akan terjerumus mengerjakan hal-hal yang merusak.

Perhatikan pergaulan anak-anak kita. Tidak ada prinsip “jangan pilih-pilih dalam berteman”. Justru harus pilih-pilih. Tapi kriterianya adalah tujuan tadi. Pilihlah orang yang punya tujuan hidup sebagai teman.

Perhatikan bahwa menjaga pergaulan anak berbeda dengan mencegah mereka bergaul. Banyak orang tua yang bingung soal ini. Kalau dibatasi nanti jadi kurang gaul, kata mereka. Bukan begitu. Batasi dan arahkan. Mereka harus bergaul, tapi tidak dengan sembarang orang. Kalau pergaulan yang baik tidak tersedia di lingkungan terdekat, bawa mereka ke tempat pergaulan yang baik, meski itu jauh.

Jangan biarkan anak bergaul dengan sembarang orang, hanya karena orang itu dekat dengan lingkungan kita. Itu yang salah.

Hal yang lebih teknis, kenali teman-teman anak kita. Kenali orang tuanya. Biasakan berkomunikasi dengan orang tua mereka. Dengan cara itu kita bersama menjaga anak-anak kita.

Jangan biarkan anak kita berteman dengan sosok-sosok tak dikenal. Tapi juga jangan serta merta menolak temannya karena kita tidak mengenalnya. Prinsipnya tadi adalah, kenali mereka.

Banyak hal buruk lahir dari pergaulan. Pergaulan adalah pendidikan bagi anak. Bila bergaul dengan orang yang buruk, ia bisa menjadi buruk. Tugas kita mengarahkan pergaulan itu. *

*Penulis adalah Dosen PG PAUD Universitas PGRI Pontianak

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

 

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan