WWF Dorong Aksi Besar untuk Lindungi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Jakarta (Suara Kalbar)- Organisasi Dana Dunia untuk Alam (World Wildlife Fund/WWF) mendesak pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pendanaan dari publik dan swasta guna melaksanakan aksi besar dalam menjaga keanekaragaman hayati. WWF menekankan perlunya langkah nyata untuk mencegah kegiatan yang dapat merugikan keanekaragaman hayati dan iklim.
Direktur Jenderal WWF Internasional, Kirsten Schuijt, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kurangnya kemajuan dalam implementasi solusi global untuk pemulihan alam menjelang tahun 2030.
“Kita memiliki kesepakatan dan solusi global untuk mengatur alam menuju pemulihan pada tahun 2030, tetapi sejauh ini hanya ada sedikit kemajuan dalam pelaksanaannya dan kurangnya urgensi,” katanya melansir dari ANTARA, Kamis(10/10/2024).
Laporan Living Planet Report (LPR) 2024 yang dikeluarkan WWF mencatat dalam kurun waktu 50 tahun (1970-2020), telah terjadi penurunan eksesif sebesar 73 persen pada ukuran rata-rata populasi satwa liar yang dipantau.
Lalu, laporan Living Planet Index (LPI) yang disusun oleh ZSL (Zoological Society of London), mencakup hampir 35.000 tren populasi 5.495 spesies dari tahun 1970-2020, menunjukkan penurunan populasi terkuat terjadi pada ekosistem air tawar (-85 persen), diikuti oleh ekosistem darat (-69 persen), dan ekosistem laut (-56 persen).
Penyempitan habitat dan penyusutan ekosistem, dipengaruhi karena sistem pangan yang tidak berkelanjutan serta perubahan iklim. Populasi satwa liar di Amerika Latin dan Karibia tercatat mengalami penurunan rata-rata sebesar 95 persen akibat perubahan iklim.
Kirsten mengatakan, konferensi tingkat tinggi keanekaragaman hayati dan iklim internasional yang akan berlangsung yakni COP16 dan COP29 merupakan kesempatan bagi negara-negara untuk mengatasi tantangan yang ada.
WWF mendorong negara-negara membuat dan mengimplementasikan rencana alam dan iklim nasional yang lebih ambisius.
Adapun rencana strategis itu mencakup langkah-langkah untuk mengurangi konsumsi global yang berlebihan, menghentikan dan mengembalikan hilangnya keanekaragaman hayati domestik dan impor, serta memangkas emisi – semuanya harus dilakukan secara seimbang.
CEO WWF Indonesia Aditya Bayunanda mengajak untuk lebih waspada terhadap dampak perubahan iklim pada keanekaragaman hayati, terutama hilangnya habitat yang memicu kepunahan spesies hewan di Indonesia.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, swasta, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan universitas untuk mengatasi ancaman ini.
“Penting bagi pemerintah mengorkestra upaya bersama yang melindungi habitat, termasuk masyarakat adat dan lokal, serta menegakkan hukum atas kejahatan lingkungan,” imbuhnya.
Sumber: ANTARA
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now