SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Pontianak Workshop Hybrid Buruh Sawit di Kalimantan Barat Perkuat Solidaritas dan Advokasi

Workshop Hybrid Buruh Sawit di Kalimantan Barat Perkuat Solidaritas dan Advokasi

Sejumlah buruh sawit dari wilayah Kalimantan dan Sumatera yang tergabung dalam Koalisi Buruh Sawit (KBS)-Indonesia menggelar workshop penguatan pengorganisasian buruh sawit yang dilaksanakan secara hybrid untuk memperkuat solidaritas serta memperdalam pemahaman dalam advokasi buruh sawit di Indonesia. ANTARA

Pontianak (Suara Kalbar)- Buruh sawit dari berbagai wilayah di Kalimantan dan Sumatera yang tergabung dalam Koalisi Buruh Sawit (KBS) Indonesia mengadakan workshop dengan fokus penguatan organisasi dan solidaritas. Kegiatan ini berlangsung secara hybrid, di mana pusat pelaksanaannya berada di kantor Link-AR Borneo di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Koordinator KBS Nasional, yang juga mewakili Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI), Ismet, menyampaikan bahwa kegiatan ini melibatkan 47 peserta dari berbagai serikat buruh sawit serta organisasi masyarakat sipil (CSO), termasuk anggota dan non-anggota KBS.

“Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid, dan difokuskan pelaksanaannya di kantor Link-AR Borneo, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat,” katanya melansir dari ANTARA, Kamis(31/10/2024).

Dia mengatakan, workshop ini diikuti 47 peserta yang berasal dari berbagai serikat buruh kebun sawit dan organisasi masyarakat sipil (CSO), baik anggota maupun non-anggota KBS.

Sebanyak 28 peserta dari luar Kalimantan Barat, termasuk perwakilan dari Serbundo Sumatera Utara, GSBI Sumatera Selatan, hingga Sawit Watch, yang mengikuti secara daring. Sementara itu, 19 peserta dari Kalimantan Barat hadir langsung di lokasi, termasuk perwakilan dari SBK PT MAR, LBH Pontianak, dan AGRA Kalbar.

Ismet menyampaikan bahwa workshop ini merupakan forum penting untuk memperkuat solidaritas buruh sawit di Indonesia. Mereka berharap forum ini dapat menjadi sarana saling bertukar pengetahuan dan pengalaman dalam praktik advokasi buruh sawit dari berbagai daerah.

“Dengan adanya workshop ini, diharapkan serikat buruh kebun sawit semakin maju dan kuat dalam memperjuangkan hak-haknya,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Sekjen Serbundo, Lorent Aritonang, menambahkan bahwa kekuatan serikat buruh kebun harus didukung oleh sistem manajemen yang kuat, pendanaan, serta pemanfaatan mekanisme RSPO dan sarana lainnya. Sementara itu, perwakilan SERBUK Kalimantan Barat mengajak kolaborasi antara buruh dan masyarakat sekitar kebun sawit dalam memperjuangkan hak-hak yang adil.

Ketua Link-AR Borneo, Ahmad Syukri, dalam penutupan acara menyampaikan pentingnya studi berkelanjutan terhadap sistem perkebunan sawit skala besar. Menurutnya, sistem ini sering mengandung pola eksploitasi ekonomi dan penindasan politik yang perlu diubah untuk menjunjung keadilan sosial-ekonomi bagi buruh dan petani plasma.

“Perubahan sistem perkebunan sawit harus memperhatikan keadilan, baik untuk buruh kebun, petani plasma, petani mandiri, maupun masyarakat terdampak,” kata Syukri.

Sumber: ANTARA

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan