SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Daerah Kubu Raya 536 Sekolah di KKR Dibekali Mulok Tentang Gambut Perkuat Pendidikan Lingkungan

536 Sekolah di KKR Dibekali Mulok Tentang Gambut Perkuat Pendidikan Lingkungan

Penerapan Mulok Tentang Gambut di SMPN 12 Sungai Raya, Kubu Raya, Jumat (23/8/2024). SUARA KALBAR.CO.ID/HO.Istimewa.

Kubu Raya (Suara Kalbar) – World Agroforestry (ICRAF) bekerja sama dengan Pemerintah Federal Jerman melalui Kementerian Lingkungan Hidup-Inisiatif Iklim Internasional (BMU-IKI) telah melaksanakan proyek penelitian empat tahun Improving the Management of Peatlands and the Capacities of Stakeholders in Indonesia (Peat-IMPACTS Indonesia) di 536 sekolah di Kubu Raya.

Salah satu inovasi utama dari proyek ini adalah penerapan pendekatan “Manajemen Pengetahuan” yang bertujuan mengatasi tantangan aksi iklim melalui pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan.

“Pendekatan ini mencakup peningkatan pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik dalam pengelolaan lahan gambut. Hasilnya adalah pengembangan muatan lokal yang telah diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah pertama di Kabupaten Kubu Raya,” ujar Maike Elizabeth Lorenz, Head of Climate dan Environment dari Kedutaan Besar Jerman mengunjungi salah satu sekolah untuk melihat langsung pelaksanaan inovasi pendidikan gambut ini pada Jumat (23/8/2024).

Dia mengajak siswa diajak untuk memahami pentingnya melindungi dan memanfaatkan lahan gambut serta mangrove sebagai sumber mata pencaharian, sekaligus menjaga dampak pengelolaannya terhadap perubahan iklim.

Implementasi muatan lokal ini didasarkan pada kebijakan pendidikan nasional dan didukung oleh regulasi lokal, seperti Peraturan Bupati Kubu Raya Nomor 43 Tahun 2022.

“Selama satu tahun terakhir, program ini telah menjangkau 536 sekolah di seluruh Kabupaten Kubu Raya, memberikan dampak langsung pada ribuan siswa. Mayoritas SD dan SMP di Kubu Raya kini telah menerapkan program ini, membantu siswa memahami bagaimana cara mengelola, memanfaatkan, dan melestarikan lingkungan mereka, terutama lahan gambut yang melimpah di daerah tersebut,” jelasnya,

Ia menyampaikan kekagumannya terhadap semangat para guru dalam memasukkan materi tentang gambut ke dalam kurikulum mereka.

“Sering kali hal yang sudah dilakukan sejak lama tidak mudah untuk diganti, tetapi mereka ternyata semangat untuk merubah dan mempelajari lebih banyak tentang gambut,” ujarnya.

Feri Johana, Koordinator Peat-IMPACTS dari ICRAF Indonesia, menambahkan bahwa pandangan masyarakat terhadap lahan gambut telah berubah.

“Selama ini mungkin yang dilihat sebagai gambut adalah sesuatu yang merugikan dan tidak punya nilai ekonomis. Namun, sekarang mereka sudah paham bahwa gambut harus dikelola dengan bijaksana agar tidak terjadi kebakaran dan dampak negatif lainnya,” jelasnya.

Ia juga berharap bahwa edukasi di tingkat sekolah ini akan memberikan dampak positif yang lebih luas bagi lingkungan.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, program ini diharapkan dapat terus berkembang dan membawa manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Kubu Raya, serta menjadi model bagi daerah-daerah lain di Indonesia dalam upaya pelestarian lingkungan dan pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan