Paguyuban Batari Taji dan Ciayumajakuning Kalbar Gelar Jamasan Pusaka di Pontianak
Pontianak (Suara Kalbar) – Paguyuban Pencinta dan Pelestari Tosan Aji (Batari Taji) Kalimantan Barat, bekerja sama dengan Paguyuban Ciayumajakuning Kalbar, menyelenggarakan acara edukasi dan jamasan pusaka di sebuah kafe di Jalan Ampera pada Minggu (07/07/2024). Acara ini bertujuan untuk merawat budaya dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian benda pusaka.
Jamasan pusaka adalah tradisi memandikan, menyucikan, membersihkan, merawat, dan memelihara benda pusaka, yang sering dilakukan masyarakat Jawa pada bulan Suro. Tradisi ini melibatkan berbagai jenis tosan aji seperti keris, mandau, cudik, dan tombak yang tersebar di berbagai wilayah.
Ketua Batari Taji Kalbar, Dennis, menjelaskan bahwa Batari Taji berfokus pada edukasi terkait pelestarian pusaka sebagai warisan budaya leluhur bangsa.
“Karena bertepatan dengan 1 Muharam, kita juga melaksanakan jamasan pusaka bekerja sama dengan Ciayumajakuning yang kebetulan merayakan Harlah ke-7,” ujarnya.
Acara ini dihadiri oleh berbagai organisasi masyarakat, termasuk Persatuan Orang Melayu. Kegiatan tersebut melibatkan edukasi tentang pencucian benda pusaka dan serasehan mengenai pusaka.
Penasehat Batari Taji, Herjunaidi, menambahkan bahwa proses jamasan pusaka yang dilakukan kali ini sedikit berbeda karena tidak menggunakan dupa dan bunga seperti tradisi masa lalu.
“Ini yang pertama di Pontianak. Yang berbeda, kita tidak menggunakan dupa dan bunga seperti zaman dulu,” jelasnya.
Ketua Paguyuban Ciayumajakuning, Otong Cakrabuana, menekankan bahwa pusaka tradisional atau tosan aji sering dikaitkan dengan hal mistis. Melalui acara ini, mereka ingin mengubah pandangan masyarakat dan menunjukkan cara merawat pusaka secara ilmiah.
Ketua Bidang Litbang Batari Taji, Agus Suwarno, menekankan bahwa tosan aji adalah warisan nenek moyang Indonesia yang memiliki nilai tinggi.
“Kalau tidak kita lestarikan, khazanah budaya yang mahakarya pasti akan punah,” katanya.
Penasehat Batari Taji, Suryo, menambahkan bahwa Batari Taji terus mengedukasi generasi muda untuk mencintai tosan aji dan menghilangkan stigma mistis yang melekat pada pusaka tersebut.
“Kita terus berupaya menimbulkan kecintaan khususnya generasi muda terhadap pusaka,” ujarnya.
Acara ini diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap benda pusaka dan memastikan warisan budaya ini dapat diteruskan ke generasi mendatang.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





