Eyssautier mengatakan, Capsix sangat berguna di era COVID-19 yang tidak menganjurkan kontak dekat dengan orang lain. Jenis pijatannya juga beragam. “Capsix bisa memijat punggung. Pijatannya terserah Anda. Ada pijatan dalam untuk otot, atau pijatan yang lebih emosional yang memungkinkan otak kita rileks dan melepaskan semua ketegangan, mental atau fisik,” jelasnya.
Robot serupa juga sedang dikembangkan Universitas Plymouth di Inggris. Meski bekerja dengan cara yang mirip dengan Capsix, robot karya universitas itu dapat dimodifikasi lebih lanjut sesuai kebutuhan pengguna.
Layanan yang ditawarkan robot ini tidak terbatas pada protokol pijat yang telah diprogram sebelumnya. Para pengguna dapat mengajari robot ini melakukan gerakan yang mereka sukai dengan membimbing lengan robot secara fisik dalam sesi “pelatihan”. Dengan kata lain, manusia bisa mengajari robot ini cara menyentuhnya.
Chunxu Li, perancang bersama robot pijat di Universitas Plymouth, mengaku apa yang dikembangkan timnya sudah banyak ditunggu. Meski demikian ia mengakui bahwa robot pijat masih jauh dari kemampuan manusia pemijat yang sesungguhnya.






