16 persen Wilayah Kubu Raya merupakan Hutan Mangrove

Kubu Raya ( Suara Kalbar ) – Perayaan Hari Mangrove Se-dunia dirayakan setiap tanggal 26 Juli selain bertujuan untuk mengingatkan pentingnya ekosistem mangrove di bumi juga mengajak untuk bersama-sama menerapkan kelola ekosistem mangrove yang lestari dan berkelanjutan. Kegiatan tersebut dipusatkan di Desa Dabong, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat dengan penanaman berbagai jenis tanaman mangrove Rabu (26/07/2023) siang.

Kepala KPH Wilayah Kubu Raya Ya’ Suharnoto, mengatakan bahwa luas Hutan Mangrove di Kabupaten Kubu Raya sebesar 16% dari Luas Wilayah Kabupaten Kubu Raya, memiliki potensi keanekaragaman hayati yang tinggi. Mangrove Kubu Raya berdasarkan identifikasi biodiversity mangrove merupakan Mega Biodiversity dengan 67 spesies flora bakau dengan rincian 33 Mangrove Sejati dan 34 Mangrove Asosiasi.

“Mangrove Sejati di Kubu Raya mewakili 76,7 persen dari total Mangrove Sejati di Indonesia dan atau mewakili 55 persen spesies Mangrove Sejati Global. Ekosistem Mangrove Kubu Raya hutannya 80 persen masih dalam keadaan bagus sehingga sudah seharusnya harus dijaga,” kata Ya’ Suharnoto.

Sedangkan 20 persen mengalami kerusakan baik disebabkan ulah manusia maupun faktor alam sehingga patut untuk di pulihkan atau rehabilitasi. Belum lagi dalam Hutan Mangrove Kubu Raya terdapat empat jenis flora yang terancam punah menurut www.iucnredlist.org seperti: Berus Mata Buaya (Bruguiera hainesii) yang dikategorikan Sangat Terancam Punah; Dungun (Heritieria globosa) yang tergolong Endangered; Gedabu (Sonneratia ovata) yang tergolong Hampir Terancam; dan Terumtum (Aegiceras floridum) yang tergolong Hampir Terancam.

” Berus Mata Buaya,hanya 203 pohon yang tersisa di seluruh dunia. Selain itu dalam ekosistem Mangrove Kubu Raya terdapat spesies satwa langka seperti Nasalis Larvatus (Bekantan/Kera Hidung Besar) dan Irrawaddy Dolphin (Ikan Pesut),” tutupnya.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS