Mempawah (Suara Kalbar) – Aksi penanaman ribuan bibit mangrove untuk menyelamatkan lingkungan pesisir dari ancaman abrasi kembali dilaksanakan di kawasan pantai Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Minggu (29/1/2023) pagi.
Kali ini dilakukan PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) bersama Mempawah Mangrove Conservation (MMC), komunitas Tamaco, serta masyarakat, dengan sasaran pesisir pantai Kelurahan Tanjung, Kecamatan Mempawah Hilir, di tengah guyuran hujan lebat.
Penanaman mangrove ini selain program CSR PT BAI juga untuk memperingati Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional yang berlangsung pada 12 Januari hingga 12 Februari.
Koordinator Site PT BAI Irwansyah Siregar, mengucapkan terima kasih atas dukungan dan semangat berbagai pihak terutama MMC, komunitas dan masyarakat yang begitu peduli terhadap aksi penyelamatan lingkungan.
“Jika bukan kita selaku masyarakat, siapa lagi yang peduli terhadap lingkungan. Nah, sebagai bentuk dukungan terhadap semangat masyarakat menyelamatkan lingkungan, PT BAI hadir ikut memberikan bantuan bibit mangrove,” katanya.
Ia pun berharap, aksi penanaman mangrove dapat terus dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat, sehingga ekosistem laut dan wilayah pesisir di Kabupaten Mempawah dapat terus terjaga kelestariannya.
Ketua MMC Raja Fajar Azansyah mengucapkan terima kasih kepada manajemen PT BAI yang peduli terhadap upaya-upaya pelestarian lingkungan, salahsatunya di pesisir pantai Kelurahan Tanjung.
Ia menyebut aksi bersama penanaman mangrove di pesisir pantai Kelurahan Tanjung merupakan tahun kedua bersama PT BAI yang telah membantu penyediaan bibit mangrove.
“Nah, kenapa kita memilih pesisir pantai Kelurahan Tanjung, karena di sini potensi ancaman abrasi sangat besar dan cepat, bisa mencapai 20 meter setiap tahunnya. Jadi memang sangat perlu perhatian,” ujarnya.
Khusus di Kelurahan Tanjung, imbuh Fajar, penanaman mangrove tidak dilakukan di pesisir pantai tetapi difokuskan di kawasan perkebunan kelapa seperti yang dilakukan pada hari ini.
“Pesisir pantai di Kelurahan Tanjung kondisinya labil, sehingga mangrove sulit ditanam. Jadi kita pilih perkebunan kelapa agar nanti saat abrasi terjadi dan mencapai di sini, mangrove sudah tumbuh lebat dan bisa menjadi benteng alami,” katanya.
Lebih lanjut pria yang juga menjabat Staf Ahli Bupati Mempawah Bidang Kemasyarakatan dan SDM ini mengungkapkan, untuk melindungi pesisir pantai Kelurahan Tanjung sepanjang hampir 1 kilometer, membutuhkan ratusan ribu bibit mangrove.
“Jumlah ratusan ribu mangrove ini juga bukan untuk sekali tanam dalam setahun tetapi dilakukan secara berkelanjutan. Karena aksi berkelanjutan inilah yang paling penting, jika terjadi kerusakan atau pohon mati, maka kita bisa lakukan penyulaman dengan menanam pohon yang baru,” ungkap dia.
Untuk itu, Fajar selanjutnya mengharapkan dukungan dan kepedulian berbagai pihak terhadap upaya-upaya perlindungan garis pantai di Kelurahan Tanjung yang tingkat abrasinya sudah semakin parah.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS