Kasus Stunting di Kapuas Hulu Alami Penurunan
Kapuas Hulu (Suara Kalbar)- Kabupaten Kapuas Hulu mencapai target penurunan angka stunting dalam dua tahun terakhir ini yakni pada 2020 angka stunting Kapuas Hulu tercatat sebesar 32,9 persen. Kemudian turun menjadi 31,24 persen pada 2021.
Angka prevalensi stunting Kabupaten Kapuas Hulu tercatat mulai turun dari 2020 ke 2021. Pada 2020 angka stunting Kapuas Hulu tercatat sebesar 32,9 persen. Kemudian turun menjadi 31,24 persen pada 2021.
“Tingginya prevalensi stunting menunjukkan permasalahan yang mendasar. Terutama ketidaktahuan masyarakat terhadap faktor yang menyebabkan stunting. Sehingga peningkatan pengetahuan setiap kelompok sasaran sangat penting dalam percepatan penurunan stunting,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kapuas Hulu, Mohd. Zaini.
Dirinya menilai dengan meningkatkan pengetahuan tersebut diharapkan kelompok sasaran dapat mendukung upaya pencegahan stunting,Selain itu dirinya juga berharap para penegak pelayan kesehatan memiliki pengetahuan yang baik tentang stunting.
“Memberikan informasi yang benar dan intervensi pelayanan kesehatan dengan tepat dan membangun kepercayaan masyarakat agar terjadi perubahan perilaku secara signifikan. hal tersebut berdampak pada program percepatan penurunan stunting berjalan maksimal,” jelasnya.
Menurut data Kabupaten Kapuas Hulu terdapat empat kecamatan yang memiliki angka stunting cukup tinggi. Diantaranya Bunut Hilir, Selimbau, Suhaid, Embalau Hilir dengan angka stunting yang tinggi.
Empat daerah tersebut rata-rata berada di pinggiran sungai. Faktor infrastruktur dan pelayanan kesehatan menjadi penyebab tingginya stunting pada daerah tersebut.
Direktur Bina Kualitas Pelayanan KB BKKBN Martin Suanta mengatakan Kapuas Hulu merupakan salah satu daerah dengan angka stunting tertinggi. Kapuas Hulu menempati peringkat keenam tingkat prevalensi stunting di Provinsi Kalbar. Hal ini tentu memerlukan upaya yang lebih keras untuk menurunkan stunting menjadi 14 persen pada 2024.
“Kondisi geografisnya jauh sekali bahkan paling ujung, saya dari Pontianak ke Sintang sudah tujuh jam, Sintang ke sini (Semangut Utara) nambah lagi lima jam,”ujar Direktur Bina Kualitas Pelayanan KB BKKBN Martin Suanta.
Dirinya menyebutkan dalam upaya percepatan penurunan stunting BKKBN memiliki berbagai strategi. Diantaranya melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Satgas Stunting serta Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari kader PKK, bidan dan kader KB. Tim tersebut akan bekerja keras mendampingi anak beresiko stunting pada daerahnya.
“Kalau strategi ini berjalan dari mendampingi calon pengantin, ibu hamil dan anak usia baduta. Maka hasilnya akan berjalan maksimalselain TPK, TPPS dan satgas stunting, BKKBN juga memiliki tim audit stunting. Terlebih pada setiap tingkatan juga harus dibentuk TPPS mulai dari nasional, provinsi, kabupaten kota hingga kecamatan. Jika strategi ini bisa dijalankan dengan luar biasa dirinya meyakini stunting akan bisa diturunkan,” imbuhnya.
Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Alifudin mengungkapkan hal yang mendorong dirinya turun langsung ke Kapuas Hulu dalam upaya pemerataan pengetahuan. Meskipun tanpa kehadirannya instansi lain terus melakukan berbagai upaya pengentasan stunting. Meskipun wilayah Kabupaten Kapuas Hulu merupakan dapil Kalbar dua.”Kehadiran kami menunjukan kami peduli diluar dapil, secara keseluruhan kami memperhatikan Kalbar,” katanya.
Dikatakannya sebagai anggota DPR RI se Indonesia sehingga dirinya juga hadir di provinsi lain. Hal ini untuk memberikan motivasi dalam upaya pengentasan kasus stunting yang ada di Indonesia. Sesuai arahan Presiden turun menjadi 14 persen pada 2024 mendatang.
“Kita ingin kasus stunting tuntas, kita harapkan penyebab stunting diantaranya pernikahan dini tidak terjadi,” tutupnya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now