Harga Minyak Naik setelah Situasi di AS dan China Tunjukkan Perkembangan
Suara Kalbar – Harga minyak melambung lebih tinggi dari posisi terendah yang tercatat dalam beberapa bulan terakhir karena minat investor membaik. Kondisi tersebut terjadi menyusul adanya pertumbuhan lapangan pekerjaan di Amerika Serikat (AS) dan data mengenai ekspor China, yang meredakan kekhawatiran akan terjadinya resesi global.
Minyak mentah berjangka Brent naik 81 sen, atau 0,9 peren, menjadi $95,73 per barel pada 0638 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate AS (WTI) berada di $89,76 per barel, naik 75 sen, atau 0,8 persen.
Kedua harga minyak tersebut ditutup lebih tinggi pada hari Jumat menyusul adanya pertumbuhan pekerjaan di Amerika Serikat pada bulan Juli. Pada hari Minggu, China juga mengejutkan pasar dengan pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi dari perkiraan.China, importir minyak mentah utama dunia, mengimpor 8,79 juta barel per hari (bph) minyak mentah pada Juli, naik dari level terendah yang tercatat sebelumnya pada Juni. Impor di bulan Juni mereupakan yang terendah dalam empat tahun terakhir. Namun volume tersebut masih 9,5 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya, menurut data bea cukai.
Bisnis kilang China memilih untuk memangkas stoknya meski harga minyak mentah tinggi dan margin domestik yang lemah bahkan ketika ekspor keseluruhan negara itu mendapatkan momentum.
Melihat permintaan bensin AS yang lebih rendah, serta penerapan strategi nol-COVID China yang semakin menghambat pemulihan ekonomi, ANZ menurunkan perkiraan permintaan minyaknya untuk tahun 2022 dan 2023 masing-masing sebesar 300.000 bph dan 500.000 bph.Permintaan minyak untuk 2022 saat ini diperkirakan akan naik 1,8 juta barel dibandingkan tahun sebelum dan berhenti di level di 99,7 juta barel per hari, sedikit di bawah level tertinggi sebelum pandemi, kata bank tersebut.
Ekspor minyak mentah dan produk minyak Rusia terus mengalir meskipun ada embargo dari Uni Eropa yang akan berlaku pada 5 Desember.
Perusahaan energi yang beroperasi di AS pada pekan lalu memangkas jumlah rig minyak dalam angka yang tercatat paling banyak sejak September tahun lalu. Pemangkasan itu merupakan penurunan pertama dalam 10 minggu.
Sektor energi terbarukan AS menerima dorongan setelah Senat pada Minggu meloloskan UU senilai $430 miliar yang dimaksudkan untuk memerangi perubahan iklim, di antara masalah-masalah lainnya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





