SUARAKALBAR.CO.ID
Beranda Kalbar 140 Desa di Kalbar Masuk Wilayah Blankspot, jadi Tantangan Digital Bagi Jurnalis

140 Desa di Kalbar Masuk Wilayah Blankspot, jadi Tantangan Digital Bagi Jurnalis

Bincang ANTARA Kalbar ‘Keterbatasan Jaringan Menjadi Tantangan Digital Bagi Jurnalis’, Kamis (21/7/2022). [septa]

Pontianak (Suara Kalbar) – Internet memang salah satu penunjang yang kerap di butuhkan oleh masyarakat terlebih pada saat pandemi Covid -19 jaringan internet sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk melakukan pembelajaran secara daring dan melakukan kerja dari rumah(WFH).

Menurut data Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kalimantan Barat,  masih ada 140 desa di Kalbar yang masuk wilayah blankspot atau tidak ada sinyal sama sekali untuk di tahun 2022.

Kepala Bidang Aplikasi Informatika Diskominfo Kalbar Sofiarti Diah Anggunia mengatakan data tersebut sudah mengalami penurunan sejak 2019 lalu.

“Sebelumnya pada tahun 2019 ada 349 , tahun 2020 252 desa, tahun 2021 190 desa yang masuk dalam wilayah blankspot di seluruh wilayah yang ada di Kalimantan Barat, 914 Desa sinyal nya lemah,” ungkapnya saat Bincang ANTARA Kalbar dengan tema ‘Keterbatasan Jaringan Menjadi Tantangan Digital Bagi Jurnalis’, Kamis (21/7/2022).

Meski demikian, ada sejumlah kendala yang menjadi halangan Diskominfo dalam melakukan pemerataan jaringan internet,adalah luasan wilayah Kalimantan Barat dan bervariatif serta tipikal demografi Kalbar.

“Untuk akses internet memang kita utamakan wilayah yang memiliki penduduk yang cukup ramai namun di kalbar masih banyak warga yang tinggal di daerah yang cukup jauh dari pemukiman, tentu berdampak pada hilangnya jaringan internet sedangkan jika kita bangun di wilayah tersebut pasti hitungan benefitnya tidak sebanding, selain itu listrik dan akses jalan juga menjadi kendala kami ” jelasnya.

Pemerintah pusat dan pemerintah provinsi telah berupaya melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Indonesia (BAKTI) yang mana menyediakan layanan untuk memberikan akses pada wilayah tiga T.

“Bakti itu memiliki tugas untuk meng-handle wilayah – wilayah yang tidak terjangkau oleh provider di wilayah tiga T, 563 desa yang akan di cover oleh Bakti dari 2021 hingga 2023 mendatang ,”jelasnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Kalimantan Barat, Kundori mengatakan, jaringan internet memang sangat diperlukan terlebih untuk dunia jurnalis yang dimana kini mengirim berita kebanyakan menggunakan jaringan intenet.

“ Internet memang sangat dibutuhkan terutama untuk media daring, bahkan ada yang 10 menit sekali mengharuskan mengirim berita, terkait media daring ini juga berkaitan dengan jaringan yang kuat agar memudahkan wartawan mengirim berita bahkan dulu saya pernah mengirim berita menggunakan SMS pada 2005 karena jaringan internet yang terganggu,” ungkapnya.

Selain itu, Kundori mengaku juga pernah menggunakan fax untuk mengirim berita, yang kerap buram jika ketika akan dipakai, selain itu wilayah di Kalbar diakuinya juga memang banyak wilayah yang masih tidak ada sinyal.

“Memang di Kalbar masih banyak wilayah blankspot, semoga saja dengan adanya bakti tersebut banyak wilayah yang bebas dari blankspot, agar daerah tersebut tidak terisolir informasi,” jelasnya.

Dirinya berharap pada era digital rekan- rekan wartawan atau jurnalis dapat meningkatkan performa namun tetap berpegang pada kode etik jurnalistik.

Acara Bincang ANTARA di Kafe Bumi Gemawan Pontianak dibuka oleh Kepala Biro ANTARA Kalbar, Evy R. Syamsir dengan peserta dari para jurnalis atau wartawan di Kalbar.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan