Tingkatkan Pemahaman Literasi, AMSI akan Selenggarakan Training Literasi Berita bagi Publik di 10 Wilayah
Jakarta (Suara Kalbar)- Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menyelenggarakan pelatihan literasi berita (news literacy training) di 10 wilayah di Indonesia dari Mei hingga September 2022 yang bertujuan publik di memiliki pemahaman tentang pentingnya literasi media.
“Kemampuan memverifikasi informasi dan mencari sumber referensi yang benar diperlukan masyarakat, diharapkan peserta dapat terlibat menahan laju sebaran hoaks atau informasi bohong yang dampaknya cukup besar dan merusak sendi-sendi sosial, bahkan mempengaruhi kebijakan,”ujar Irfan Junaidi, Ketua II AMSI dan sekaligus Penanggung Jawab Program Cek Fakta di Jakarta, Rabu (29/4/2022).
Ada 7 poin materi yang diterima peserta yaitu dampak media sosial untuk pemahaman publik mengenai informasi, siaran pers dan esensi karya jurnalistik, mengenali advertorial dan bentuk native advertising lain, mengenali jurnalisme yang mengabdi untuk publik, meretas algoritma media sosial anda, kebenaran, bukti dan batasan jurnalisme, mewaspadai makna ganda: efek visual/foto dalam berita.
Kegiatan pelatihan literasi berita ini akan dilaksanakan di 9 wilayah dengan metode tatap muka dan satu wilayah dengan metode pelatihan online.
Sebanyak 10 wilayah yang menjadi tempat pelatihan yaitu Papua, Kalimantan Tengah, Riau, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat dan Gorontalo.
Peserta pelatihan kali ini tidak jauh berbeda dengan peserta pelatihan literasi berita yang dilaksanakan tahun lalu yaitu terdiri dari masyarakat umum, mahasiswa, akademisi dan jurnalis. Acara ini diselenggarakan dengan dukungan Google News Initiative dan Cek Fakta.
Pada tahun 2021 AMSI telah melakukan training of trainer (ToT) kepada 20 jurnalis dari media anggota AMSI. Pada training tersebut, AMSI mengadopsi kurikulum yang dirumuskan oleh Associate Professor di University of Hong Kong, Masato Kajimoto serta menyesuaikan kurikulum tersebut sesuai dengan kondisi di Indonesia. Terdapat beberapa tambahan materi seperti video yang diproduksi oleh AMSI dengan bahasa Indonesia untuk mengakomodir peserta yang tidak bisa berbahasa Inggris.
Masato Kajimoto merupakan pendiri Asian Network of News and Information Educators (ANNIE) yang berbasis di Hongkong. ANNIE sendiri merupakan sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk mengembangan materi pembelajaran, mendiskusikan media dan jurnalisme berbasis pertanyaan dan petunjuk yang ada.
Tahun lalu AMSI berhasil mentraining 243 peserta. “Tahun ini AMSI menargetkan dapat mentraining 250 orang dari berbagai unsur mendapatkan pemahaman terkait isu ini,” kata Irfan.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





