Pemkab Sambas Bertekad Turunkan Angka Stunting dalam Dua Tahun
Sambas (Suara Kalbar) – Pemerintah Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, bertekad menurunkan angka stunting (kekerdilan) di kabupaten itu, kata Kepala Bidang Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Sambas, Utami Sri Andayani.
“Angka stunting di Kabupaten Sambas saat ini masih sekitar 32,06 persen. Instruksi Presiden semua daerah diminta untuk menurunkan stunting di angka 14 persen pada 2024 mendatang,” kata Utami Sri Andayani di Sambas, Selasa (10/9/2022).
Artinya, menurut dia, Pemkab Sambas masih memiliki waktu dua tahun untuk menurunkan angka stunting di angka 14 persen.
Ia menambahkan pihaknya di akhir 2021 lalu sudah melakukan pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam menurunkan kasus stunting tersebut.
Dia menjelaskan, saat ini sebanyak 458 TPK dengan total personel 1.445 orang dan tersebar di 193 desa di Kabupaten Sambas, dan pembentukan TPK sudah dilakukan hingga tingkat desa dan kecamatan di Sambas.
“Mereka ini sekarang sudah dalam pemberian orientasi, setelah melakukan pendampingan dengan sasaran para calon pengantin, ibu hamil, kemudian ibu nifas dan balita,” ujarnya.
Dalam satu TPK ada tiga orang, yang terdiri dari bidan, tenaga PKK dan kader KB. Nantinya tim ini bertugas mendampingi keluarga yang berisiko stunting, katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalbar, Muslimat mengatakan berdasar angka stunting nasional, Kalbar berada di angka 29,8 persen, sedangkan Kabupaten Sambas berada di angka 32,6 persen.
Di tahun 2024, angka stunting harus turun 14 persen. Tentu hal ini bukan kerja mudah dan butuh kerjasama dan kolaborasi dari semua pihak buat menurunkan angka stunting ini.
“Saya percaya jika kesemuanya bekerjasama, maka target 14 persen angka stunting bisa diraih,” ujarnya optimistis.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota DPR RI Komisi IX Alifuddin berkesempatan memberikan pencerahan tentang stunting pada peserta. Dia berharap dalam pencegahan stunting masyarakat mesti paham tentang stunting ini.
Menurut Alifuddin, pencegahan stunting itu bisa dimulai dari hulunya, mulai memberikan informasi pada para remaja, kemudian para calon pasangan suami istri, kemudian memberikan asupan bergizi juga harus diberikan saat ibu tengah hamil dan setelah melahirkan.
“Jika semuanya dijalankan, tentunya Kalbar akan terhindar dari stunting,” ujarnya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now





