Mempawah Deklarasikan Gerakan Masyarakat Peduli TBC
Mempawah (Suara Kalbar) – Upaya menghentikan dan mengeliminasi penyebaran penyakit Tuberkulosis (TB) terus dilakukan di Kabupaten Mempawah.
Salahsatunya dengan mendeklarasikan Gerakan Masyarakat Peduli TBC yang dilaksanakan di Wisma Chandramidi Mempawah, Kamis (31/3/2022).
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian Peringatan Hari TBC Sedunia (HTBS) Tahun 2022 yang jatuh pada tanggal 24 Maret.
Melibatkan Konsorsium Penabulu-STPI, Yayasan Bina Asri, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Mempawah.
Dalam kesempatan itu, Ketua TP PKK Mempawah, Julina Muhammad Pagi, yang turut hadir, mengajak seluruh pihak memaknai peringatan Hari TBC Sedunia.
Bukan sekedar seremonial, imbuh dia, tetapi menjadi momentum untuk bersama berkolaborasi menghentikan penyebaran penyakit TB di Kabupaten Mempawah.
Karena, berdasarkan Global TB Report tahun 2020, total estimasi insidensi kasus TB adalah 10 juta, dengan rincian 8,8 juta kasus dewasa >15 tahun dan 1,2 juta kasus anak <15 tahun.
Bahkan, Indonesia termasuk delapan negara yang menyumbang 2/3 kasus TBC di seluruh dunia, menempati posisi kedua setelah India.
“Jumlah kasusnya mencapai 845.000 dengan jumlah kematian sebanyak 98.000 atau setara 11 kematian/jam,” bebernya.
Oleh karena itu, tahun 2022 ini peringatan Hari TBC Sedunia mengangkat tema “Invest to End TB. Save Lives” atau perkuat dukungan eliminasi TBC, selamatkan jiwa.
“Sedangkan tema yang diusung di Indonesia adalah Investasi Untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Bangsa,” ujar dia.
Tema tersebut, dinilai Julina, menunjukkan betapa pentingnya untuk menginvestasikan sumber daya, dalam rangka meningkatkan perjuangan melawan TB, serta mencapai komitmen untuk mengakhiri TB.
Adapun fokus pencegahan dan pengendalian TBC adalah penemuan kasus dan pengobatan. Sejalan dengan slogan utama program, yaitu TOSS TBC (Temukan TBC, Obati Sampai Sembuh) yang terus digaungkan bersama.
“Pesan saya dalam kegiatan ini, tolong temukan penderita TBC, diobati sebaik-baiknya. Sampai sembuh, betul-betul harus sampai sembuh agar terhindar dari resistensi,” tegas Julina.
Mengenai target yang ingin diraih dari perayaan Hari TB Sedunia, dikatakan Julina, adalah tercapainya sosialisasi masif kepada masyarakat luas mengenai bahaya, pencegahan dan penanggulangan TBC.
“Selain itu, mampu meningkatkan kesadaran dan partisipasi seluruh pihak bahwa upaya pencegahan dan penanggulangan TBC adalah tanggung jawab bersama,” katanya.
Peringatan HTBS 2022 juga diharapkan Julina, mampu mendongkrak kepedulian dan partisipasi lintas sektor dalam upaya pencegahan dan penanggulangan TBC sesuai amanat Perpres 67/2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
“Kemudian tercapainya peningkatan angka capaian penemuan kasus TBC dan cakupan pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) dengan mempermudah akses layanan,” jelasnya.
Sejalan dengan Road Map eliminasi TB 2030, secara nasional menekankan pada tahun 2025 insidensi turun sebesar 50% dengan treatment coverage (pengobatan) sebesar 90%, success rate (kesembuhan) sebanyak 90%.
“Sehingga di targetkan pada tahun 2030 insidensi turun mencapai 90%,” ucap Julina.
Lebih jauh, ia menegaskan, pelayanan kesehatan orang dengan TBC sudah menjadi jenis layanan dasar yang diatur di dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan.
“Disebutkan di dalam SPM, setiap orang dengan TBC wajib mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar, khususnya dalam upaya penanggulangan TBC,” ungkap Julina.
Lebih lanjut Julina berharap melalui Deklarasi Gerakan Masyarakat Peduli TBC yang juga dilakukan di tujuh daerah lainnya, dapat mendorong komitmen dari kepala daerah dan pihak terkait, serta tokoh masyarakat dan tokoh agama.
“Yaitu bersama-sama melakukan akselerasi penanganan TBC lintas sektoral. Dengan tujuan mendorong adanya kebijakan percepatan penanganan yang isinya juga adalah terkait fasilitas kesehatan, pelayanan, anggaran, dan strategi penemuan yang massif dan kolaboratif,” ucapnya.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now